Friday, November 9, 2018

Membakar Jerami? Begini Cara Benar Memanfaatkan Jerami Untuk Pupuk Organik Tanaman



Cara Memanfaatkan Jerami Untuk Pupuk Tanaman -- Ada yang pertanyaan begini, apakah ada manfaat jerami untuk tanaman kalau dibakar? Bagaimana cara yang benar memanfaatkan jerami untuk pupuk tanaman? Itulah dua pertanyaan yang membuat penulis untuk mencoba menjawab agar “tidak ada lagi dusta di antara kita..he..he..😅” Maksudnya agar terbuka pilihan sehingga tidak ada kekeliruan lagi dalam pemanfaatan jerami untuk pupuk tanaman dan bahan pembenah tanah.


Jerami
Sebelum menjawab dua pertanyaan penting tersebut, kita pengen tau dulu apa itu jerami. Jerami merupakan bagian tanaman padi yang telah terpisah dari gabah. Jadi, jerami berupa daun atau tangkai yang sudah berubah dari warna hijau menjadi kuning kecokelatan.

Jerami sudah terpisah dari butiran padi dan kadar airnya sudah rendah serta relatif kering. Umumnya, jerami terbuang begitu saja. Kalaupun dimanfaatkan hanya sebahagian kecil saja seperti untuk pakan ternak, anyaman, media jamur, atap gubuk, briket, biogas, dan selebihnya masih terbuang begitu saja atau dibakar untuk penggunaan tertentu.

Kandungan kimia jerami
Terlepas dari berbagai macam penggunaan jerami, kita ingin tinjau dan melihat dengan “kacamata” pertanian khususnya sumber bahan baku pupuk organik. Apa sih komposisi atau kandungan kimia dalam jerami?

Kita masih ingat bahwa dalam peningkatan produksi padi, pemberian pupuk seperti NPK, urea, TSP dan juga KCL dalam jumlah relatif banyak. Pada saat panen, sebahagian besar unsur-unsur hara yang diserap terbawa dalam gabah atau butiran padi, jerami, dan bagian tanaman yang tersisa di lahan.

Jadi, unsur apa saja apa saja yang dibawa oleh jerami? Unsur hara yang disebar pada lahan sawah berupa N, P, K, dan S diserap oleh tanaman padi. Ini berarti sebagian besar unsur hara tersebut ada dalam jerami. Bahkan, unsur-unsur hara mikro yang diambil akar padi dalam tanah sawah ada dalam jerami.

Di samping unsur-unsur tersebut, jerami juga mengandung unsur karbon (C) yang relatif tinggi. Adanya karbon menjadikan jerami sebagai nutrisi “lezat” bagi mikroorganisme. Hasil dekomposisi dari mikroba akan melepaskan banyak unsur hara yang dapat dimanfaatkan oleh tanaman.

Membakar jerami
Apakah ada manfaat jerami yang dibakar diaplikasi pada tanaman? Nah, jika membakar jerami, maka sama saja membuang-buang unsur hara. Membuang-buang bahan pembenah tanah. Menghilangkan sumber makanan mikroorganisme. Sebab, sebahagian besar unsur-unsur seperti N, P, K, S dan lainnya akan hilang ketika terjadi reaksi oksidasi melalui pembakaran. Bahkan, unsur karbon akan melayang ke udara menjadi CO yang mencemarkan udara ataupun CO2 yang menaikkan temperatur bumi.

Yang tersisa dari pembakaran jerami berupa abu yang di dalamnya mengandung kalsium (Ca), besi (Fe), fosfor, magnesium (Mg), silikon (Si) dan beberapa unsur lain dalam jumlah kecil. Memang dalam jerami masih ada sisa kalium (K) dan ini unsur paling banyak tersisa.  

Sayangnya, abu jerami bersifat basa (alkalis di mana pH di atas 7) karena banyak ion-ion garam. Makanya pemberian abu jerami dalam jumlah besar akan mengganggu pertumbuhan tanaman. Gangguan tanaman ini sering diistilahkan dengan plasmolisis. Plasmolisis ini terjadi karena tingginya konsentrasi garam dalam larutan. Akibatnya, cairan sel keluar dari akar tanaman.

Jadi jelas, abu jerami tidak tidak membuat tanah produktif karena tidak dapat memperbaiki sifat fisika, kimia dan biologi tanah. Sebab, bahan-bahan organik jerami sudah berubah wujud menjadi abu akibat pembakaran. Bahkan, abu jerami bisa mengganggu tanaman jika diberikan dalam dosis tinggi.

Memang dari sisi ketersediaan unsur hara K menguntungkan tanaman. Itupun tidak boleh berlebihan dalam pemberian untuk tanaman. Di sisi lain, peningkatan pH tanah menjadi basa akan terganggu penyerapan unsur-unsur hara lainnya. Beberapa unsur hara mikro menjadi tidak tersedia pada kondisi pH tanah tinggi (basa).

Secara overall ketika kita melihat dari banyak sisi dampak dari pembakaran jerami, kelihatannya lebih banyak sisi negatifnya khususnya terhadap pertumbuhan tanaman dan produktivitas lahan. Belum lagi dampak terhadap lingkungan, asap pembakaran jerami dapat meniimbulkan pencemaran udara.

Cara Benar Memanfaatkan Jerami Untuk Tanaman
Kalau demikian ceritanya, bagaimana memanfaatkan jerami secara benar untuk tanaman? Kalau dalam istilah pertanian organik lebih bagus memberikan makanan pada tanah yang kemudian tanah akan memberi makan tanaman. Artinya, adanya bahan organik dalam tanah akan menjadi sumber makanan mikroorganisme dalam tanah dan secara pelan-pelan akan dilepaskan hara untuk tanaman.

Berarti, jerami sebaiknya dikembalikan kepada lahan dalam bentuk segar ataupun didekomposisi dulu menjadi pupuk organik dengan bantuan mikroba sehingga menjadi pembenah tanah (soil conditioner) yang sangat bagus. Sebab, dengan proses dekomposisi jerami, unsur-unsur hara relatif tidak ada yang hilang. Banyak unsur hara akan tersedia dan siap diserap oleh tanaman. Dengan cara demikian, sudah pasti pertumbuhan tanaman lebih subur, tahan terhadap penyakit, dan nutrisi di dalam tanah selalu tersedia.

Mengolah Jerami Menjadi Pupuk Kompos
Baik, bagaimana cara membuat kompos dari jerami agar dapat menjadi pupuk tanaman? Inilah yang harus dilakukan jika hendak memberikan nutrisi tanaman. Caranya sangat mudah. Begini salah satu teknik pengomposan jerami.

Alat
  • Cangkul
  • Gembor

Bahan :
  • Jerami secukupnya sesuai dengan jumlah yang ingin dibuat
  • Effective Microorganisme (EM4) atau bisa MOL (mikroorganisme lokal)

Cara membuatnya :

  • Gali lubang dengan menggunakan cangkul atau alat lainnya dengan kedalaman tiap satu lubang 1 atau 1,5 meter. Lebar dan panjang terserah Anda. Demikian juga dengan jumlah lubang, sesuaikan dengan banyaknya kompos yang akan dibuat.
  • Taruh tanah galian di pinggir galian
  • Masukkan jerami ke dalam lubang galian setebal 20 cm dan padatkan
  • Siram dengan larutan EM4 sekadar basah saja (EM4 + gula sedikit  + air). Catatan ; 1 ton bahan yang akan dikomposkan, butuh 1 liter EM4.
  • Tutup dengan tanah di atas jerami tipis saja (+/- 5 cm)
  • Lakukan prosedur seperti di atas sampai lubang galian penuh dengan jerami, jangan lupa tutup dengan tanah di atasnya.
  • Biarkan timbunan daun-daunan itu sampai membusuk dan bercampur tanah. Pupuk kompos sudah matang dalam tempo 1,5 – 3 bulan
  • Gali kompos yang sudah matang itu dan bisa diaplikasi langsung. Atau bisa juga dikemas dan simpan pada tempat yang tidak terkena hujan. Namun, sebaiknya jika belum waktunya untuk diaplikasikan ke tanaman, biarkan kompos dalam lubang tersebut.

            No comments:

            Post a Comment