Tuesday, July 31, 2018

Terungkap! Cara Membuat Pupuk Kompos Padat Berkualitas tinggi dengan EM4 dan Urine Ternak


Membuat Pupuk Kompos Padat Berkadar Hara Tinggi
 – Mengapa tidak membuat sendiri pupuk kompos dengan kadar hara lebih tinggi? Sebab bahan bakunya terbuang berserakan di sekeliling Anda hampir tidak dimanfaatkan. Tidaklah sulit untuk “menyulap” bahan organik itu menjadi pupuk kompos padat yang berkualitas tinggi.

Terungkap! Cara Membuat Pupuk Kompos Padat Berkualitas tinggi dengan EM4 dan Urine Ternak

Bagi petani atau yang menanam butuh yang namanya pupuk, terutama pupuk kompos. Minimal pada saat mengolah tanah atau membuat media tanam, hampir dapat dipastikan membeli pupuk kompos. Namun, belum tentu kompos yang didapatkannya, kualitasnya sesuai harapan untuk pertumbuhan tanaman.

Kompos

Bahan organik yang dikomposkan sangat baik untuk bahan pembenah struktur tanah. Dengan kompos tanah menjadi gembur dan lebih poros. Pupuk organik, misalnya pupuk kompos, yang terbuat dari serasah tanaman atau hewan ini (kompos) mengandung unsur hara makro dan mikro lengkap walaupun dalam jumlah kecil.

Gambaran sederhana kadar hara kompos-- seperti diungkap oleh banyak pakar -- sangatlah rendah. Bayangkan pupuk kompos hanya mengandung  nitrogen (N) 1 – 1,5%, P2O0,5 – 0,85%, K2O 0,2 – 0,4% dan sejumlah unsur mikro yang kadarnya kecil sekali. Kisaran tersebut tergantung bahan-bahan organik pada proses pengomposannya.

Nah, karena jumlahnya kecil, pupuk kompos masih bisa ditingkatkan haranya. Mau tingkatkkan kandungan N, P, K, Ca, Mg, dan S dalam persentase tinggi yang hampir setara dengan pupuk kimia (anorganik)? Semua mudah kuk, asal sudah mendapatkan rahasia cara membuatnya.

Coba perhatikan saja pada pupuk organik cair yang beredar di pasar. Dengan mudah ditemui berbagai variasi kandungan hara, ada yang mengandung N tinggi, ada yang P tinggi dan kadang juga ada yang K tinggi. Bahkan, ada juga pupuk organik cair yang mengandung N,P,K dan lengkap dengan trace element (unsur hara mikro).

Kenapa kadar haranya beda-beda? Hal ini karena pupuk organik dibuat dari atau penambahan bahan-bahan yang berbeda-beda. Beda bahan organiknya, maka berbeda juga kandungan hara dalam pupuk yang diproduksi.

Air Kencing Ternak (Urine)

Air kencing ternak atau disebut juga dengan urine atau urin. Kadang ada juga yang menamai dengan sebutan air seni. Terlepas dari sebutan itu, kotoran cair ternak tidak hanya dibuat menjadi pupuk organik cair (POC), rupanya urine ternak merupakan salah satu bahan untuk meningkatkan kualitas kompos padatan. Sebab, di dalam air seni itu mengandung nitrogen, kalium, dan posfor  yang tinggi.

Tapi, perlu diketahui bahwa kandungan hara dalam masing-masing urin hewan ternak berbeda. Sekedar ilustrasi saja, dari beberapa literatur yang penulis temui, kandungan N dan posfat (P2O5) dalam urin kelinci lebih tinggi dari urin sapi.  Urin kelinci mengandung N 2,7% dan P 1,2%, dan dalam urin sapi terdapat N sebesar 0,7% dan P 0,2%. Namun, dari sisi kalium (K) lebih unggul urin kambing berkisar 2,10%.

Demikian juga dengan jumlah/volume air kencingnya, tidak yang sama volume urinnya. Sebagai contoh lagi nih, sapi mengeluarkan urinnya setiap hari dengan volume sebanyak 8 – 10 liter per hari (tergantung bobot tubuh), sedangkan kambing kencingnya sesuai dengan ukuran badannya, yaitu 0,5 – 2,5 liter/hari.

Ada banyak hewan peliharaan yang menghasilkan urin, yaitu sapi, kuda, babi, kambing, domba, kelinci, dan lain-lain. Yang mana hewan ternak Anda? Hewan mana yang banyak volume kecingnya? 


Terserah hewan ternak apa yang ada miliki, yang penting manfaatkan yang ada. Tinggal tampung urinnya sebanyak yang diperlukan atau tampung semua setiap hari karena bernilai ekonomis memang. Jika diproduksi pupuk organik cair urin kambing, hasilnya dapat dijual.





Cara Membuat dan Meningkatkan Kualitas Kompos Padatan Dengan Urin Ternak

Membuat pupuk organik, yaitu pupuk kompos padat atau bokashi dengan kadar hara tinggi sangat simple dan praktis, bahkan ekonomis. Caranya sebagai berikut :

Bahan-bahan
(Asumsi ingin membuat pupuk kompos cepat jadi (+/- 10 hari) dengan bahan aktivator (EM4) sebanyak 500 Kg)

  1. Dedak============  200 Kg
  2. Sekam Padi======== 100 Kg (Boleh campur jerami atau rumput-rumput)
  3. Pupuk Kandang===== 200 Kg
  4. Gula Aren========== 20 Sendok Makan (Bisa molase atau Gula Putih)
  5. EM4============== 500 ml
  6. Urine Ternak======= 15 liter (Secukupnya untuk menyiram campuran bahan sampai merata. Urin dari jenis hewan tertentu yang mengandung hara sesuai dengan kebutuhan)
  7. Air secukupnya untuk melarutkan gula

Cara Membuanya
  1. Larutkan terlebih dahulu Gula + Air . Aduk hingga merata
  2. Campurkan EM4 + (Gula + Air pada poin 1) + Urin Ternak hingga merata
  3. Campurkan secara merata bahan-bahan ini,  yaitu sekam + dedak + pupuk kandang (pakai sekop atau cangkul buat mencampur, ok)
  4. Siramkan larutan dengan gembor (lihat campuran yang dibuat pada poin no.2) pelan-pelan secara merata ke bahan yang sudah dicampurkan (poin no.3). Aduk-aduk agar merata (pakai pengaduk ya J)
  5. Jangan sampai tergenang dan becek. Indikatornya atau tandanya adalah jika digemggam tidak menetes air. Dan jika kepalan atau genggaman dibuka, bahan tersebut tidak lengket (bahan kembali mekar).
  6. Masukkan semua bahan campuran tersebut ke dalam kotak yang sudah dibuat. Jika tersedia tempat khusus, masukkan saja adonan ke dalam karung dan tutup. Biarkan selama 7-10 hari dalam karung.
  7. Suhu atau temperatur bahan dalam karung dipertahankan antara 40 – 50 derajat Celcius. Jika suhu menjadi tinggi, karung dibuka beberapa saat dan jika perlu campuran dibalik-balik agar suhu cepat turun. Kemudian, karung diikat/tutup kembali. Kontrol secara rutin setiap hari sampai hari ke-10 (kurang lebih).
  8. Pupuk kompos dengan kadar hara tinggi sudah jadi pada hari ke-10 dan siap digunakan.

Ciri-ciri pupuk kompos padat (fermentasi em4) yang sudah jadi adalah warna pucat atau gelap kehitaman, tidak mengumpal, tidak berbau busuk (harumnya bau fermentasi), kadar air rendah, dan temperatur ruang (tidak panas).

Hasil pengomposan ini sudah bisa diaplikasikan ke tanah/media tanam. Bahan-bahan organik tersebut akan terus berlangsung proses dekomposisi lebih lanjut atau terurai di dalam tanah  dan menyediakan hara untuk tanaman.

Monday, July 30, 2018

Mengenal Lebih Dekat Pupuk Organik Alami dan Buatan Sebelum Memupuk Tanaman



Pupuk Organik  Alami  dan Buatan – Seiring dengan perkembangan zaman dari dunia klasik ke era yang penuh dengan ilmu pengetahuan dan teknologi, dunia pertanian pun ikut berubah. Berangkat Dari sesuatu yang serba lamban, manual dan natural,   kini sudah tiba di dunia serba cepat,  mekanis, dan sintesis.

Pupuk kompos. Gambar Dokpri


Demikian pula dengan pupuk. Tempo dulu, para petani memupuk tanamannya dengan pupuk kandang yang prosesnya sangat alami (natural). Namun, pada zaman modern ini, petani sudah semakin mudah memupuk tanaman karena begitu banyaknya produksi pupuk buatan pabrikan (sintesis) baik organik maupun anorganik dalam bentuk butiran ataupun cairan.

Petani hampir saja tidak dapat membedakan mana yang pupuk organik dan bukan organik. Sebab, pupuk organik pun sekarang sudah dapat dibuat dalam sekejap waktu baik dalam bentu cair maupun padatan. Bahkan, ada keraguan menggunakan pupuk organik buatan karena dianggapnya itu pupuk kimia seperti urea, NPK,  dan lainnya.

Pupuk organik
Yang namanya pupuk organik itu adalah suatu bahan nutrisi tanaman dan pembenah tanah yang yang berasal dari makhluk hidup. Karena bahan-bahan asalnya dari tumbuhan atau hewan (makhluk hidup) yang mati baik sebagian atau seluruhnya, maka pupuk  tersebut banyak mengandung banyak bahan organik, usur hara makro dan mikro yang lengkap dan mikroorganisme di dalamnya.

Jika merujuk ke Permentan No.70 Tahun 2011 dalam BAB I, Pasal 1 bahwa pupuk organik adalah pupuk yang berasal dari tumbuhan mati, kotoran hewan dan/atau bagian hewan dan/atau limbah organik lainnya yang telah melalui proses rekayasa, berbentuk padat atau cair, dapat diperkaya dengan bahan mineral dan/atau mikroba, yang bermanfaat untuk meningkatkan kandungan hara dan bahan organik tanah serta memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah.

Bahan-bahan penyusun sebelum menjadi pupuk organik, rasion C/N sangat tinggi. Misalnya, rasio C/N kotoran kuda adalah 25, kulit kayu C/N 100 – 130, dan lain-lain. Jadi bahan-bahan organik ini ketika menjadi pupuk organik yang matang, nilai C/N turun menjadi sekitar kurang dari 20. Artinya, bahan-bahan organik sudah mengalami proses dekomposisi.

Ada dua jenis pupuk organik jika dilihat dari proses pembentukannya, yaitu pupuk organik alami dan pupuk organik buatan. Mari kita lihat dari kedua jenis pupuk tersebut.

Pupuk Organik Alami
Kita sering mendengar dan melihat pupuk kandang yang berasal dari kotoran sapi, ayam, kerbau dan lainnya. Mungkin juga pernah menggunakan pupuk kompos, pupuk hayati, humus, pupuk hijau, dan  pupuk burung. Itu adalah contoh-contoh yang dinamakan pupuk organik yang alami.

Jadi pupuk organik alami adalah pupuk organik yang proses pembentukannya oleh alam tanpa perlu masukan tekhnologi atau campur tangan manusia yang berarti. Misalnya, kotoran sapi yang tertimbun dalam tanah mengalami pembusukan oleh mikroorganisme pengurai dan dalam waktu relatif lama 3 sampai 6 bulan sudah berubah menjadi pupuk, yaitu pupuk kandang.

Secara umum kandungan hara makro dalam pupuk organik alami jumlahnya kecil. Walau kecil jumlahnya, namun pupuk organik ini mengandung jumlah unsur hara yang lengkap.

Unsur hara makro seperti N, P, dan K terdapat dalam persentase yang rendah. Misalnya, pupuk kandang yang berasal dari kotoran sapi, Unsur hara N berkisar 0,5 - 1,5 %, P sekitar 0,2 – 0,5 %  dan kandungan K antara 0,1 – 0,5 %.

Jadi kalau ada pupuk organik dengan kadar haranya tinggi, perlu dipertanyakan apakah alami atau tidak. Kecuali pupuk guano (kotoran kelelawar) yang mempunyai kadar nitrogen tertinggi mencapai 8 - 13% dan P mencapai 5 – 12 %.

Pupuk Organik Buatan
Pupuk organik buatan sebenarnya hampir sama juga dengan pupuk organik alami. Maksudnya, pupuk organik buatan juga berasal dari bahan-bahan organik seperti serasah tanaman atau hewan yang telah mati.

Pupuk organik buatan ini adalah pupuk yang sengaja diproduksi oleh manusia dengan tekhnologi tertentu untuk memenuhi ketersediaan pupuk organik sebagai bahan pembenah tanah dan produktifitas tanaman. Bentuk umum produksinya ada yang padatan dan juga ada dalam bentuk pupuk cair.

Nah, karena melalui proses produksi, tentu kandungan unsur hara yang terkandung di dalamnya tergantung pada komposisi bahan bakunya, bahan organik tambahan (aditif). Ada juga produksi pupuk organik dengan kandungan hara khusus, namun disesuaikan dengan kebutuhan atau  permintaan konsumen. Bisa jadi unsur N, P, dan K yang terdapat dalam suatu merek pupuk organik buatan mencapai lebih dari 5%.

Misalnya dalam pembuatan pupuk kompos yang bahan dasarnya berbagai campuran serasah tanaman dengan rasion C/N masih tinggi, seperti rumput, jerami, serbuk gergaji, limbah kulit kopi, dedaunan kering, sekam padi, dan kotoran ternak.



 Maka, untuk meningkatkan kualitas kompos dilakukan penambahan bahan-bahan lain ke dalamnya, baik sebelim atau sesudah menjadi pupuk kompos. Bahan-bahan tersebut  seperti tepung darah dan urine ternak untuk meningkatkan kadar N, tepung tulang untuk meningkatkan posfor (P) dan cangkang telur untuk meningkatkan kalsium, dan lain-lain.


Demikian juga dengan pupuk organik cair yang sudah diproses melalui fermentasi dengan melibatkan mikroorganisme pengurai. Untuk menigkatkan kualitasnya dari sisi kandungan hara, maka ditambahkan atau adanya kombinasi beberapa bahan-bahan organik tertentu di dalamnya.

Bahkan, pupuk organik buatan sudah luar biasa tampilannya baik secara fisik maupun kimia. Pupuk tersebut dapat dijumpai dalam aneka bentuk khusus, seperti cairan, butiran (granular), tepung, tablet, kotak, dan lain-lain. Demikian juga dengan kemasan, ada yang dikemas dalam karung dan juga botol.

Pupuk organik buatan yang dikemas umumnya memang untuk tujuan komersial. Karena itu, dikemasan pupuk tersebut dapat kita baca karena dicantumkan komposisi haranya. Seharusnya dan sepatutnya produsen mencantumkan izin, merek dan label yang berisi kadar hara, kadar, air, pH, C/N, bahan organik, ukuran partikel, dan lain-lain agar memiliki legalitas dan dapat diaplikasikan oleh konsumen sesuai dengan kebutuhannya.

PERSYARATAN TEKNIS MINIMAL PUPUK CAIR ORGANIK
Sumber : Permentan No.70 Tahun 2011

Beberapa jenis pupuk organik yang dikenal luas oleh masyarakat, yaitu pupuk kandang, pupuk kompos, pupuk hijau, pupuk hayati, humus, dan pupuk burung. 

1. Pupuk kandang

Pupuk kandang yaitu pupuk yang berasal dari kotoran hewan ternak baik berupa padatan maupun cairan. Kotoran hewan (tinja) yang bercampur dengan air kencing (urine), mungkin juga sisa-sisa makanan, dan alas kandang mengalami dekomposisi secara alamiah hingga menjadi pupuk kandang yang mengandung unsur hara lengkap dan tersedia untuk tanaman.


2. Pupuk kompos

Biasanya ditempat yang ditimbun sampah banyak terdapat pupuk kompos. Jadi pupuk kompos ini berasal dari sisa-sisa sampah organik seperti berupa daun-daun, jerami, sekang padi, limbah sayuran, limbah rumah tangga, dan juga bisa jadi bagian-bagian tanaman lainnya yang mengalami proses pelapukan/pembusukan.


Jika prosesnya alamiah, maka membutuhkan waktu yang relatif lama sampai menjadi pupuk kompos. Jika bentuknya sudah berubah, remah, kadar air rendah, warna gelap, dan tidak berbau sudah dapat digunakan sebagai pupuk kompos.

3. Pupuk hijau


Menurut “catatan sejarah,” petani tempo dulu sangat arif dalam mengelola tanah. Pola usaha tani diterapkan dengan sistem pergiliran beberapa jenis tanaman. Karena itulah mereka mempunyai “pupuk gratis” dengan cara mengembalikan sisa-sisa tanaman ke dalam lapisan olah tanah agar tanah kaya dengan bahan-bahan organik dan juga hara.


Tanaman hijau yang menjadi pembenah tanah dan juga pemasok hara banyak sekali. Salah satunya adalah dari jenis kacang-kacangan. Jenis tanaman ini memiliki kemampuan mengikat nitrogen (N) bebas di udara melalui bakteri yang ada di akarnya. Karena itu, sisa-sisa bagian tanaman kacang-kacangan ini sangat bagus untuk menambah hara N ke dalam tanah sehingga tersedia untuk tanaman.

4. Pupuk hayati


Pupuk hayati merupakan pemasok N dan P yang baik untuk kesuburan tanah dan tanaman. Hara yang tersedia untuk tanaman dipasok karena ada keterlibatan mikroorganisme di dalamnya.


Mikroba yang terkandung di dalamnya adalah jenis mikroba yang menguntungkan dalam perombakan bahan-bahan organik karena sudah melalui proses inokulasi sebelumnya. Karena itu, pupuk hayati mengandung mikroba tertentu dalam jumlah banyak yang mampu memperbaiki sifat-sifat tanah.

5. Pupuk burung

Ada jenis burung tertentu yang kotorannya dapat dimanfaatkan sebagai pupuk tanaman karena mengandung hara yang tinggi. Salah satunya adalah kotoran kelelawar.

Kotoran kelelawar sering disebut dengan guano atau pupuk guano. Pupuk burung ini bernilai ekonomis sehingga harga jual yang tinggi. Wajar saja mahal karena mengandung unsur hara N,P,K dan unsur lain dalam kadar yang tinggi. Contohnya, kadar N mencapai 8 – 13 %, P 5 – 13% dan Ca antara 7 – 12%.

6. Humus

Hasil pembusukan/pelapukan bahan-bahan organik berupa daun, ranting, dan bagian hewan yang telah mati dalam waktu yang relatif lama dan sangat alamiah. Humus yang benar-benar alami dan  mengandung nutrisi yang bermanfaat untuk tanaman tidak mudah untuk didapatkan.

Mengapa? Karena humus yang terbentuk secara natural itu biasanya terdapat di hutan pada lapisan tanah atas (top soil). Warna hitam, remah dan kadar air rendah merupakan ciri dari humus yang kandungan haranya dan kemampuan untuk memperbaiki sifat fisika tanah sudah tidak diragukan lagi.

Pupuk organik yang bersifat komersial umumnya adalah pupuk organik buatan. Walaupun demikian  ada juga pupuk organik alami yang dijual seperti pupuk kandang, namun jumlahnya sangat terbatas.

Di bawah ini terdapat beberapa contoh saja dari pupuk organik yang beredar di pasar (maaf tidak bermaksud promosi). Pupuk tersebut terdapat dalam “Buku Pupuk Terdaftar 2016”  dan terdaftar di Ditjen PSP Kementan RI sebagai berikut :

Pupuk BIOCOS
Merupakan pupuk organik dengan komposisinya C organik = 6,12%, pH = 5,54, N = 5,95%, P2O5 = 3,29%, K2O = 5,96%

Pupuk FERTIZOOM
FERTIZOOM merupakan pupuk organik dengan komposisi sebagai berikut : C organik = 6,8%,  N = 3,15%, P2O5 = 3,22%, K2O = 3,19%, pH = 5,8%,

Pupuk FLORA ONE
Komposisi dari pupuk ini adalah Lactobacillus sp : 3,3 x 108 cfu/g Pseudomonas sp : 4,5 x 1010 cfu/g Aspergillus sp : 2,6 x 106 propagul/g Tricoderma sp : 7,2 x 106 propagul/g Kadar air = 18,9% dan pH = 6,8

Kelebihan Pupuk Organik
Terlepas dari kandungan haranya yang rendah, ternyata pupuk organik memiliki banyak kelebihan dari sisi lain. Beberapa kelebihan pupuk organik yang perlu diketahui, yaitu :

  • Pupuk organik secara umum dapat memperbaiki sifat fisika, kimia dan biologi tanah.
  • Dapat memperbaiki atau mengubah struktur tanah menjadi gembur dan mudah diolah. Sebab, adanya bahan organik akan meningkatkan aktivitas mikroba tanah untuk menguraikan bahan-bahan tersebut. Hasil dekomposisi mikroba akan tersedianya unsur-unsur anorganik dan mengisi ruang pori tanah. Adanya pupuk organik akan menjadi soil conditioner tanah. Artinya, pupuk organik akan menjadi perekat partikel-partikel tanah sehingga agregat tanah menjadi lebih baik.
  • Retensi air tanah menjadi lebih baik sehingga tanaman tidak mudah mengalami kekeringan.
  • Kehidupan mikroorganisme dalam tanah menjadi lebih aktif karena adanya bahan makanannya, yaitu bahan organik. Jadi, mikroba tanah dapat membuat kondisi tanah lebih mantap dan akhirnya produktivitas tanaman lebih baik.

    Friday, July 27, 2018

    Apa keunggulan Kotoran Sapi Untuk Pupuk Tanaman?

    Keunggulan Kotoran Sapi Untuk Pupuk Tanaman -- Kotoran sapi ternyata memiliki segudang keunggulannya. Makanya tidak aneh ketika petani dan pekebun umumnya menggunakan pupuk kandang yang berasal dari kotoran sapi untuk memupuk tanaman, baik sebagai pupuk dasar maupun pupuk susulan.  Apa keunggulannya?

    Apa keunggulan Kotoran Sapi Untuk Pupuk Tanaman?

    Tapi, tunggu sejenak! Mari kita perhatikan apa yang diangkut petani dalam karung ke lahan, kotoran sapi atau pupuk kandang? Hmmm..pasti pupuk kandang, bukan kotoran sapi.

    Kotoran sapi tidak serta merta dapat dimanfaatkan untuk diaplikasikan ke tanaman. Kenapa? Karena kotoran sapi berbeda dengan pupuk kandang sapi. Kuk bisa? Yang namanya kotoran sapi itu adalah limbah atau tinja-- yang masih segar atau sudah kering -- hasil pencernaan  dan dikeluarkan dalam bentuk padatan dan cair yang masih tinggi kandungan bahan organiknya (C/N tinggi, lebih dari 20 nilai rasionya).



    Oleh karena itu, seandainya diangkut kotoran sapi ke kebun atau sawah dan diberikan langsung ke media tanam akan mengganggu pertumbuhan tanaman. Sungguh sia-sia. Mikroba pengurai (dekomposer) akan mengambih “jatah” nutrisi tanaman sebagai energinya untuk merombak bahan-bahan organik yang ada pada kotoran ternak itu.



    Tau ‘kan kenapa tidak baik menggunakan kotoran ternak segar untuk tanaman? Dalam kotoran ternak yang masih tinggi kandungan air itu banyak sekali gulma, bibit penyakit dan senyawa-senyawa beracun (toksik). Jika diaplikasikan ke tanaman, kotoran ternak segar akan mengalami dekomposisi oleh mikroba dan menghasilkan panas. Panas ini tentu mengganggu tanaman.

    Bahkan, mikroorganisme pengurai akan mengambil unsur hara tersedia sekitar perakaran tanaman, terutama N, untuk energinya dalam merombak bahan organik dalam kotoran ternak segar (C/N masih tinggi). Akibatnya, tanaman akan mengalami kekurangan hara, khlorosis dan jelas terganggu.

    Makanya hati-hati sekali penggunaan kotoran ternak segar. Ia butuh waktu yang relatif lama untuk penguraian kotoran sapi. Setelah sekian lama proses dekomposisi berjalan, akhirnya menghasilkan unsur-unsur hara berupa N, P, K, dan lainnya yang  tersedia untuk tanaman.

    Boleh kotoran sapi ditebar pada tanah yang belum diolah, namun harus dalam waktu minimal 3 bulan sebelum pengolahan tanah. Wah, lama banget! Memang harus seperti itu kalau mau kotoran sapi bermanfaat untuk tanaman.

    Ubah Kotoran sapi Menjadi Pupuk Kandang

    Kotoran sapi segar memiliki bahan organik berupa rantai senyawa karbon yang tinggi. Dalam kotorannya mengandung selulosa, hemiselulosa, lignin, protein, debu, mikroba, dan lain-lain  dengan persentase yang berbeda-beda. Artinya, kotoran belum menyediakan unsur hara untuk tanaman.

    Jika ingin kotoran sapi menjadi pupuk kandang, maka kotoran berbau menyengat itu harus mengalami prosenya terlebih dahulu. Ketika menjadi pupuk kandang, maka dalam pupuk tersebut sudah tersedia nutrisi berupa unsur-unsur hara esensial yang siap dimanfaatkan oleh tanaman.

    Sekali lagi, jika kotoran sapi bisa dimanfaatkan sebagai bahan pembenah tanah, maka harus diproses, baik secara tradisional maupun dengan tekhnologi pengomposan. Secara alami dan tradisional kotoran ternak dikumpulkan/ditimbun dalam tanah hingga mencapai 3-6 bulan. Setelah waktu tersebut maka kotoran sapi sudah berubah menjadi pupuk kandang sapi yang mengandung sejumlah unsur hara makro dan mikro dalam bentuk tersedia untuk tanaman.



    Untuk mempercepat proses penguraian kotoran ternak menjadi pupuk organik yang berkualitas, maka pengomposan adalah pilihan yang tepat. Hanya saja kotoran ternak perlu dicampurkan dengan bahan-bahan organik seperti sekam, jerami, rumput kering, dan lain-lain. Dengan bantuan dekomposer seperti EM4 – misalnya – dalam waktu 7-15 hari dekomposisi selesai dan pupuk kompos siap digunakan untuk tanaman.

    Apa keunggulan Kotoran Sapi Untuk Pupuk Tanaman?


    Ciri-ciri pupuk kandang dari kotoran sapi yang sudah matang dapat diperhatikan secara fisik. Beberapa cirinya adalah tidak ada lagi bentuk serat pakannya, sudah remah dan tidak lengket atau menggumpal, tidak lagi berbau khas kotoran sapi, warna gelap kehitaman menyerupai tanah, dan kadar airnya rendah.

    Mengapa Harus Kotoran Sapi Untuk Pupuk?

    Yang pertama, pupuk kandang dari kotoran sapi mudah didapatkan karena populasi ternak sapi relatif banyak. Bahkan, jumlahnya sampai puluhan juta ekor yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia. Populasinya banyak, jumlah kotoran sapi ((feses) jumlahnya juga banyak.

    Bayangkan dalam 1 ekor sapi bisa menghasilkan 3-4 Kg kotoran/tinja segar per hari. Ini sebuah keunggulan yang dimiliki kotoran sapi sehingga lebih mudah dikumpulkan untuk kebutuhan pupuk kandang yang penggunaannya perlu dalam jumlah banyak.

    Yang kedua, meski kandungan unsur hara dalam pupuk kandang sapi lebih rendah dari pupuk kandang lain, namun dalam penggunaannya bagus untuk bahan pembenah tanah. Aplikasinya pun bisa untuk berbagai jenis tanaman, baik semusim ataupun tahunan. Ini karena pupuk kandang sapi terdapat sejumlah mikroba pengurai yang dapat meningkatkan jenis dan mikrorganisme tanah.

    Keunggulan Kotoran Sapi Ketika Menjadi Pupuk Kandang

    Pupuk kandang yang bersumber dari kotoran sapi merupakan salah satu jenis pupuk organik. Oleh karena itu pupuk kandang ini memiliki keunggulan dalam memperbaiki sifat-sifat fisika, kimia dan biologi tanah. Berikut ini dapat kita lihat kelebihan pupuk organik, yaitu :
    • Unsur hara makro dan mikro yang lengkap walaupun jumlahnya relatif sedikit.
    • Tanaman lebih tahan dari penyakit
    • Membuat tanah memiliki daya simpan air yang baik
    • Tersedia nutrisi bagi mikroorganisme sehingga aktivitas penguraian bahan organik dalam tanah untuk ketersediaan unsur hara terus berlangsung
    • Tanah menjadi gembur dan mudah untuk pengolahannya
    • Dapat meningkatkankan kapasitas tukar kation (KTK) pada koloid tanah
    • Tidak mudah habis unsur haranya dalam waktu singkat karena mikroba terus bekerja melepaskan unsur hara secara pelan-pelan untuk kesuburan tanah.



    Baca juga ini :

    Demikian ulasan tentang kotoran sapi untuk tanaman. Semoga postingan ini menambah bahan bacaan dan pengetahuan kita bersama. Oh, iya. Sekedar mengingatkan saja, hati-hati penggunaan kotoran ternak segar yang kandungan bahan organiknya masih tinggi (C/N) karena berdampak buruk pertumbuhan tanaman.

    Wednesday, July 25, 2018

    Ini Sebenarnya Manfaat Kotoran Ayam Untuk Tanaman Yang “Bikin” Petani Mengumpulnya


    Manfaat Kotoran Ayam Untuk Tanaman – Sekilas bahwa pupuk yang ramah lingkungan dan membuat lahan tetap produktif adalah pupuk kandang. Pupuk yang kaya dengan bahan-bahan organik tersebut mampu memberikan dampak positif terhadap perbaikan sifat-sifak fisika, biologi dan kimia tanah.


    Ini Sebenarnya Manfaat Kotoran Ayam Untuk Tanaman Yang “Bikin” Petani Mengumpulnya

    Apa yang terjadi kalau tanah subur? Apapun tanaman akan tumbuh dan berkembang dengan baik. Tanaman akan memberikan produktifitas yang tinggi. Apapun jenis tanaman yang ditanam akan hidup dan tumbuh. Bahkan, “tongkat” pun hidup he..he..seperti dalam lirik lagu “Kolam Susu” yang dinyanyikan oleh Koes Plus dan sangat popular pada era 70-an, “tongkat, kayu dan batu jadi tanaman.”

    Kembali ke kotoran ayam sebagai bagian dari pupuk organik. Memang, pupuk yang berasal dari kotoran ternak tersebut memiliki kelemahan. Kelemahannya, butuh dalam jumlah relatif banyak, maka untuk mengangkut pupuk kandang membutuhkan angkutan khusus dan juga biaya. Penggunaan pupuk kandang memerlukan tenaga yang banyak untuk aplikasi di lahan.


    Terlepas dari kelemahan itu, yang pasti pupuk kandang memiliki unsur hara yang lengkap. Tapi, jumlah kandungan unsur hara dalam pupuk kandang berbeda-beda tergantung sumber kotoran ternak dan jenis pakannya. Pupuk kandang, misalnya, yang berasal dari kotoran ternak memiliki kandungan nitrogen lebih tinggi dari pupuk kandang sapi atau kerbau.

     mangga



    Kotoran ayam termasuk dalam salah satu jenis pupuk yang memiliki kandungan hara tinggi. Tetapi, pupuk kandang yang berasal dari ayam atau unggas hati-hati dalam penggunaannya karena termasuk dalam pupuk panas.  Maksudnya pupuk ini proses dekomposisinya oleh mikroba begitu cepat hingga terbentuknya banyak gas yang menimbulkan panas.

    Jika kotoran ayam diaplikasikan dalam bentuk segar/basah, tanaman akan sangat terganggu karena panas dan kompetisi nutrisi dengan mikoorganisme/dekomposer di sekitar perakaran tanaman. Karena itu, alangkah baiknya jika kotoran ayam yang masih segar difermentasi atau dikomposkan terlebih dahulu.

    Kandungan Hara Pupuk Kotoran Ayam
    Apa sih yang terkadung dalam kotoran ayam? Apakah kotoran ayam bermanfaat untuk tanaman? Kalau bermanfaat untuk tanaman, tanaman yang bagaimana? Itulah yang masih bertanya-tanya dalam pikiran kita. Tapi, umumnya mengatakan bahwa kotoran ayam bagus untuk tanaman.

    Untuk lebih jelasnya, kita buka lembaran kandungan hara dalam pupuk yang berasal dari kotoran ayam. Kandungan N, P, dan K pada pupuk kandang dari kotoran ayam lumayan tinggi, yaitu berkisar 1,5 - 1,7% N, 1,9 P dan 1,5 K. Kandungan ini bisa berbeda-beda tergantung jenis pakan ayam.

    Kandungan unsur hara pupuk kandang ayam lebih tinggi dari kandungan hara dalam pupuk kandang sapi atau pun kuda. Nitrogen dalam pupuk kandang sapi hanya berkisar atau pun kuda hanya berkisar pada angka 0,3 – 0,5%. Demikian juga dengan P dan K, unsur ini juga lebih rendah dalam pupuk kandang sapi ataupun kuda.

    Manfaat Kotoran Ayam Untuk Tanaman Semusim
    Jadi, kalau "menengok" sekilas ke dalam kotoran kotoran ayam, maka manfaat kotoran ayam untuk tanaman luar biasa dan mengejutkan. Kenapa? Unsur hara makro N, P, dan K dalam kotoran ayam memiliki kandungan yang tinggi dibandingkan dengan pupuk kandang yang berasal dari kotoran ternak lain.

    Karena kotoran ayam adalah pupuk yang kandungan bahan organik, yaitu C/N rendah, maka proses dekomposisi bahan organik juga cepat selesai dan hara dilepaskan segera tersedia untuk tanaman. Oleh karena itu, Kandungan hara kotoran ayam mampu meningkatkan kesuburan tanah dan tanaman.

    Melihat kandungan bahan organik, prosesnya yang cepat, dan unsur esensial yang dikandungnya,  maka pupuk kandang dari kotoran ayam lebih cocok digunakan untuk tanaman semusim atau jenis tanaman sayur-sayuran yang umurnya pendek. Pertumbuhan tanaman pun seperti tunas dan daun menjadi menjadi lebih optimal dan juga relatif tahan penyakit.

    Manfaat Unsur-Unsur Hara Kotoran Ayam
    Unsur hara yang terkandung dalam pupuk yang bersumber dari kotoran ayam sangat banyak manfaatnya untuk pertumbuhan tanaman terutama kandungan N, P dan K. Masing-masing unsur hara memiliki peran yang sangat penting.

    Manfaat unsur hara N, P dan K dari kotoran ayam

    Manfaat Nitrogen (N)
    • Meningkatkan pertumbuhan tanaman terutama dalam pertumbuhan vegetatif seperti batang, cabang, tunas, dan daun.
    • Membuat dauh menjadi hijau karena N penyusun dari khlorofil tanaman
    • Zat untuk pembentukan protein dalam tubuh tanaman
    • Tanaman yang menghasilkan daun, sayuran, akan menjadi lebih berkualitas

    Manfaat Phosporus (P)
    • Sumber energi untuk asimilasi dan respirasi tanaman
    • Mer4ngsang dan mempercepat tumbuhnya akar tanaman
    • Mer4ngsang pembentukan bunga dan buah
    • Meningkatkan produksi biji-bijian

    Manfaat Kalium (K)
    • Berperan dalam pembentukan karbohidrat dan lemak
    • Meningkatkan daya tahan tanaman terhadap penyakit
    • Meningkatkan daya tahan tanaman terhadap kekeringan
    • Meningkatkan kualitas hasil tanaman, rasa buah lebih manis
    • Mencegah kerontokan bunga dan buah


    Cara Aman Menggunakan Kotoran Ayam Untuk Tanaman
    Kotoran ayam yang baik digunakan adalah yang sudah menjadi pupuk. Maksudnya begini, jangan menggunakan kotoran ayam yang masih segar dan kandungan airnya tinggi. Ini akan terganggunya tanaman sebab kotoran ayam belum terdekomposisi secara sempurna. Jika pun harus diberikan, maka berikan jauh-jauh hari sebelum penanaman (1bulan sebelum tanam).

    Oleh karena itu, kumpulkan terlebih dahulu kotoran ternak pada suatu tempat khusus  (bisa digali lubang tanah). Tempat tersebut memiliki atap agar terlindungi dari hujan, namun dinding terbuka agar sirkulasi udara lancr. 



    Biarkan bercampur dengan tanah dan bahan-bahan organik lainnya. Jika sudah tidak ada lagi bau khas kotoran ternak seperti bau amoniak atau asam sulfida dan sudah kering (kadar air rendah), maka pupuk kandang kotoran ayam tersebut sudah dapat digunakan. Biasanya kotoran sudah dapat digunakan setelah 1-2 bulan diproses secara natural (alami).

    Kotoran ayam yang masih segar dapat pula dicampurkan dengan sekam atau jerami. Biasanya di peternakan ayam sekam dijadikan alas dan bercampur dengan kotoran ayam. Kotoran yang bercampur dengan sekam dikumpulkan dan dikeringkan/diangin-anginkan. Ketika kadar air turun, ringan dan sudah tidak berbau khas kotoran ayam lagi, maka pupuk kandang ayam sudah dapat diaplikasi untuk keperluan pemupukan tanaman.

    Ada kelebihan dari pencampuran kotoran ayam dengan sekam padi. Dengan penambahan sekam atau bahan organik lainnya, maka akan meningkatkan unsur-unsur hara dari pupuk kandang tersebut, seperti meningkatnya kadar kalium (P).

    Namun, juga perlu hati-hati dalam penggunaan dalam jumlah besar dan kontinyu. Sebab, kotoran dari peternakan ayam yang menggunakan pakan ayam pabrikan, seperti ransum dan vitamin, ada kemungkinan mengandung zat-zat atau hormon tertentu yang dapat mengganggu kesuburan tanah dan tanaman.

    Untuk penggunaan yang aman dan meyakinkan, perlu mendapatkan rekomendasi dari penyuluh atau yang terkait. Namun, untuk ayam kampung yang  dipelihara secara tradisional (non pakan sintesis), kotorannya relatif lebih aman untuk digunakan pada tanaman.


    Baca juga ini :


    Cara Aplikasi Pupuk Kandang Ayam
    Ada beberapa cara aplikasi pupuk kandang ayam yang dapat menjadi rujukan. Tapi, semuanya tergantung ketersediaan dan kebutuhan di lapangan. Caranya sebagai berikut :

    Pupuk dimasukan dalam lubang tanam
    Jika ketersediaan pupuk kandang ayam terbatas, sebaiknya pupuk kandang dimasukkan dalam lubang tanam dan dicampurkan dengan tanah sekitar perakaran. Biasanya petani sayuran tradisional, seperti menanam cabai dan tomat, memberikan 1-2 genggam pupuk kandang per lubang sebagai pupuk dasar dan kemudian dicampurkan dengan tanah pada saat menanamnya.

    Pupuk diberikan sekitar perakaran
    Jika ingin memberikan pupuk susulan pada tanaman, maka pupuk diberikan ke dalam lubang di sekitar perakaran (melingkar sesuai dengan tajuk tanaman). Kedalaman penggalian lubang disesuaikan dengan jenis tanaman. Untuk sayur-sayuran, kedalam lubang untuk pupuk kandang sekitar 5-10 cm. Setelah pupuk diberikan, ditutup kembali dengan tanah.


    Walau sebenarnya penempatan pupuk ke dalam lubang biasanya diberikan pada pemupukan tanaman tahunan. Tapi, tidak salahnya jika memiliki tenaga yang banyak, pupuk kandang dapat diberikan dalam lubang tanam.



    Pupuk diberikan pada larikan
    Pupuk kandang ayam dapat diberikan dalam larikan diantara baris tanaman. Pupuk ditutup/dicampur dengan tanah agar terjadi “interaksi” pupuk dengan partikel-partikel tanah sehingga tanah menjadi gembur dan subur. Dengan suburnya tanah, produksi tanaman menjadi lebih tinggi.

    Pupuk ditebar pada lahan
    Jika memiliki pupuk kandang ayam dalam jumlah besar, maka cara ini menjadi pilihan yang tepat untuk pemupukan dasar. Pupuk kandang ayam sudah ditebar sebelum lahan diolah (cultivated). Ini agar terjadi pencampuran dengan tanah hingga ke lapisan relatif lebih dalam.