Friday, July 27, 2018

Apa keunggulan Kotoran Sapi Untuk Pupuk Tanaman?

Keunggulan Kotoran Sapi Untuk Pupuk Tanaman -- Kotoran sapi ternyata memiliki segudang keunggulannya. Makanya tidak aneh ketika petani dan pekebun umumnya menggunakan pupuk kandang yang berasal dari kotoran sapi untuk memupuk tanaman, baik sebagai pupuk dasar maupun pupuk susulan.  Apa keunggulannya?

Apa keunggulan Kotoran Sapi Untuk Pupuk Tanaman?

Tapi, tunggu sejenak! Mari kita perhatikan apa yang diangkut petani dalam karung ke lahan, kotoran sapi atau pupuk kandang? Hmmm..pasti pupuk kandang, bukan kotoran sapi.

Kotoran sapi tidak serta merta dapat dimanfaatkan untuk diaplikasikan ke tanaman. Kenapa? Karena kotoran sapi berbeda dengan pupuk kandang sapi. Kuk bisa? Yang namanya kotoran sapi itu adalah limbah atau tinja-- yang masih segar atau sudah kering -- hasil pencernaan  dan dikeluarkan dalam bentuk padatan dan cair yang masih tinggi kandungan bahan organiknya (C/N tinggi, lebih dari 20 nilai rasionya).



Oleh karena itu, seandainya diangkut kotoran sapi ke kebun atau sawah dan diberikan langsung ke media tanam akan mengganggu pertumbuhan tanaman. Sungguh sia-sia. Mikroba pengurai (dekomposer) akan mengambih “jatah” nutrisi tanaman sebagai energinya untuk merombak bahan-bahan organik yang ada pada kotoran ternak itu.



Tau ‘kan kenapa tidak baik menggunakan kotoran ternak segar untuk tanaman? Dalam kotoran ternak yang masih tinggi kandungan air itu banyak sekali gulma, bibit penyakit dan senyawa-senyawa beracun (toksik). Jika diaplikasikan ke tanaman, kotoran ternak segar akan mengalami dekomposisi oleh mikroba dan menghasilkan panas. Panas ini tentu mengganggu tanaman.

Bahkan, mikroorganisme pengurai akan mengambil unsur hara tersedia sekitar perakaran tanaman, terutama N, untuk energinya dalam merombak bahan organik dalam kotoran ternak segar (C/N masih tinggi). Akibatnya, tanaman akan mengalami kekurangan hara, khlorosis dan jelas terganggu.

Makanya hati-hati sekali penggunaan kotoran ternak segar. Ia butuh waktu yang relatif lama untuk penguraian kotoran sapi. Setelah sekian lama proses dekomposisi berjalan, akhirnya menghasilkan unsur-unsur hara berupa N, P, K, dan lainnya yang  tersedia untuk tanaman.

Boleh kotoran sapi ditebar pada tanah yang belum diolah, namun harus dalam waktu minimal 3 bulan sebelum pengolahan tanah. Wah, lama banget! Memang harus seperti itu kalau mau kotoran sapi bermanfaat untuk tanaman.

Ubah Kotoran sapi Menjadi Pupuk Kandang

Kotoran sapi segar memiliki bahan organik berupa rantai senyawa karbon yang tinggi. Dalam kotorannya mengandung selulosa, hemiselulosa, lignin, protein, debu, mikroba, dan lain-lain  dengan persentase yang berbeda-beda. Artinya, kotoran belum menyediakan unsur hara untuk tanaman.

Jika ingin kotoran sapi menjadi pupuk kandang, maka kotoran berbau menyengat itu harus mengalami prosenya terlebih dahulu. Ketika menjadi pupuk kandang, maka dalam pupuk tersebut sudah tersedia nutrisi berupa unsur-unsur hara esensial yang siap dimanfaatkan oleh tanaman.

Sekali lagi, jika kotoran sapi bisa dimanfaatkan sebagai bahan pembenah tanah, maka harus diproses, baik secara tradisional maupun dengan tekhnologi pengomposan. Secara alami dan tradisional kotoran ternak dikumpulkan/ditimbun dalam tanah hingga mencapai 3-6 bulan. Setelah waktu tersebut maka kotoran sapi sudah berubah menjadi pupuk kandang sapi yang mengandung sejumlah unsur hara makro dan mikro dalam bentuk tersedia untuk tanaman.



Untuk mempercepat proses penguraian kotoran ternak menjadi pupuk organik yang berkualitas, maka pengomposan adalah pilihan yang tepat. Hanya saja kotoran ternak perlu dicampurkan dengan bahan-bahan organik seperti sekam, jerami, rumput kering, dan lain-lain. Dengan bantuan dekomposer seperti EM4 – misalnya – dalam waktu 7-15 hari dekomposisi selesai dan pupuk kompos siap digunakan untuk tanaman.

Apa keunggulan Kotoran Sapi Untuk Pupuk Tanaman?


Ciri-ciri pupuk kandang dari kotoran sapi yang sudah matang dapat diperhatikan secara fisik. Beberapa cirinya adalah tidak ada lagi bentuk serat pakannya, sudah remah dan tidak lengket atau menggumpal, tidak lagi berbau khas kotoran sapi, warna gelap kehitaman menyerupai tanah, dan kadar airnya rendah.

Mengapa Harus Kotoran Sapi Untuk Pupuk?

Yang pertama, pupuk kandang dari kotoran sapi mudah didapatkan karena populasi ternak sapi relatif banyak. Bahkan, jumlahnya sampai puluhan juta ekor yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia. Populasinya banyak, jumlah kotoran sapi ((feses) jumlahnya juga banyak.

Bayangkan dalam 1 ekor sapi bisa menghasilkan 3-4 Kg kotoran/tinja segar per hari. Ini sebuah keunggulan yang dimiliki kotoran sapi sehingga lebih mudah dikumpulkan untuk kebutuhan pupuk kandang yang penggunaannya perlu dalam jumlah banyak.

Yang kedua, meski kandungan unsur hara dalam pupuk kandang sapi lebih rendah dari pupuk kandang lain, namun dalam penggunaannya bagus untuk bahan pembenah tanah. Aplikasinya pun bisa untuk berbagai jenis tanaman, baik semusim ataupun tahunan. Ini karena pupuk kandang sapi terdapat sejumlah mikroba pengurai yang dapat meningkatkan jenis dan mikrorganisme tanah.

Keunggulan Kotoran Sapi Ketika Menjadi Pupuk Kandang

Pupuk kandang yang bersumber dari kotoran sapi merupakan salah satu jenis pupuk organik. Oleh karena itu pupuk kandang ini memiliki keunggulan dalam memperbaiki sifat-sifat fisika, kimia dan biologi tanah. Berikut ini dapat kita lihat kelebihan pupuk organik, yaitu :
  • Unsur hara makro dan mikro yang lengkap walaupun jumlahnya relatif sedikit.
  • Tanaman lebih tahan dari penyakit
  • Membuat tanah memiliki daya simpan air yang baik
  • Tersedia nutrisi bagi mikroorganisme sehingga aktivitas penguraian bahan organik dalam tanah untuk ketersediaan unsur hara terus berlangsung
  • Tanah menjadi gembur dan mudah untuk pengolahannya
  • Dapat meningkatkankan kapasitas tukar kation (KTK) pada koloid tanah
  • Tidak mudah habis unsur haranya dalam waktu singkat karena mikroba terus bekerja melepaskan unsur hara secara pelan-pelan untuk kesuburan tanah.



Baca juga ini :

Demikian ulasan tentang kotoran sapi untuk tanaman. Semoga postingan ini menambah bahan bacaan dan pengetahuan kita bersama. Oh, iya. Sekedar mengingatkan saja, hati-hati penggunaan kotoran ternak segar yang kandungan bahan organiknya masih tinggi (C/N) karena berdampak buruk pertumbuhan tanaman.

No comments:

Post a Comment