Tuesday, September 25, 2018

2 Cara Mudah Mengatasi Kelebihan Pupuk Anorganik Pada Tanaman



Cara Mengatasi Kelebihan Pupuk Kimia Pada Tanaman -- Memupuk penting untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Namun, kelebihan pupuk pada tanaman, khususnya tanaman hortikultura, akan berakibat fatal. Gejala awal dapat ditandai mulai dari gangguan akar, daun terbakar, kuning, gugur daun, layu, hingga berujung “maut menjemputnya” atau mati. Pertanyaannya, masih adakah jalan untuk mengatasi kelebihan pupuk pada tanaman?
2 Cara Mudah Mengatasi Kelebihan Pupuk Anorganik Pada Tanaman
Kelebihan pupuk. Gambar : Dokpri

Sebelum menjawab bagaimana cara mengatasi kelebihan pupuk pada tanaman, alangkah lebih cerdas kita mengetahui terlebih dahulu tujuan pemupukan dan peran unsur hara bagi tanaman. Karena dengan cara demikian, akan menjadi kehati-hatian dalam memupuk tanaman.

Tujuan pemupukan
Pemupukan sebenarnya memberikan makanan pada tanah, lalu tanah akan memberi makan tanaman. Artinya, ketika tanah tersedia unsur-unsur yang dibutuhkan tanaman, maka tanaman dengan mudah mengambilnya karena sudah tersedia di sekitar perakarannya.

Jadi, tujuan pemupukan adalah untuk memberikan kondisi yang baik kepada tanaman dengan cara memberikan pupuk ke dalam media tanamnya. Dengan kata lain, pemupukan usaha mencukupi kebutuhan unsur hara tanaman dan/atau bisa juga sekaligus memperbaiki sifat-sifat fisika, kimia dan biologis tanah.

Pemupukan Seimbang
Tanaman hortikultura, apakah itu sayuran semusim, tanaman buah, tanaman hias, dan tanaman obat-obatan atau herbal (biofarmaka), perlu pemupukan yang seimbang agar produksi dan produktivitasnya tinggi. Masing-masing komoditas membutuhkan pupuk yang mengandung unsur hara makro dan juga mikro dalam jumlah dan dosis berbeda-beda.

Oleh karena itu, tidak boleh memaksakan tanaman untuk “makan” banyak. Jangan sampai hanya karena mengharapkan  tanaman cepat besar dan buahnya banyak (produksi tinggi), lalu memberikan dosis pupuk yang tinggi atau sesuka hati. 

Ini kekeliruan besar dalam memelihara tanaman atau dalam masalah pupuk dan pemupukan. Logikanya, ia sama seperti manusia dalam hal makanan, jika over konsumsi atau “makan mewah” (luxury consumption), maka akan terjadi gangguan dalam tubuhnya.

Tidak hanya kelebihan pupuk yang membawa dampak buruk bagi tanaman dan lingkungan, namun kekurangan pupuk pun tidak memberikan hasil apa-apa 'tuk petani/penanam. Kalau kekurangan pupuk, pertumbuhan vegetatif terhambat dan bahkan produksi dan produktivitas tidak sesuai harapan.

Makanya, dalam pemberian pupuk, khususnya pupuk anorganik, perlu sekali evaluasi unsur hara  tanah (soil test) sebagai bagian dari kesuburan lahan tanam. Paling kurang, petani perlu mengikuti anjuran pemupukan berimbang. Aplikasi pupuk harus tepat jenis, tepat dosis, tepat waktu, dan tepat cara aplikasinya.

Memupuk tanaman sesuai dengan tingkat ketersedian hara dalam tanah. Jika kurang unsur hara dalam tanah, perlu ditambah untuk mendukung pertumbuhan tanaman. Dan jarang sekali yang ketersediaan unsur hara berlebih dalam tanah, kecuali ada faktor "tangan-tangan" manusia yang mempengaruhinya.

Pupuk Anorganik
Banyak sekali petani memilih pupuk anorganik untuk menyuplai unsur hara N, P, dan K kepada tanaman. Misalnya, pupuk yang dapat memenuhi unsur-unsur tersebut seperti seperti NPK, urea, ZA, SP-36, TSP, KCL, MKP, kalium nitrat dan beberapa lainnya.

Dan memang wajar-wajar saja mereka menggunakan pupuk anorganik itu. Di samping bentuknya cepat tersedia untuk hara tanaman, namun juga sangat praktis dalam aplikasinya. Akan tetapi, penggunaan yang tidak tepat, akan menuai “bencana” baik terganggu tanaman maupun pencemaran lingkungan.

Lihatlah, salah satu yang sering ditemukan akibat dari pemberian pupuk anorganik yang berlebih atau kelebihan pupuk adalah daunnya menguning dan seperti terbakar. Hal ini terutama diawali dari daun-daun tua bagian bawah. Pada tepi daun tanaman akan muncul warna cokelat dan menjalar hingga ke tengah daun sampai tulang daun. 

Akhirnya, jika terlambat ditangani, daun-daun akan rontok dan bahkan tanaman mati. Karena lebih nitrogen kah? Mungkin saja bisa terjadi karena kelebihan posfor, kalium (K) dan bisa saja karena berlebih ketiga-tiganya.

Okay, untuk mengetahui apa yang terjadi dari pemberian pupuk anorganik, berikut ini kita lihat secara lengkap meliputi fungsi, kekurangan dan kelebihan unsur hara N, P dan K pada tanaman yang diaplikasi dengan pupuk anorganik.

Nitrogen (N)
Fungsi ; sebagai zat penyususn khlorofil pada daun dan memacu pertumbuhan vegetatif tanaman (daun dan batang)

  • Kekurangan (defisiensi) ; Tanaman tumbuh lambat dan kerdil, daunnya hijau muda hingga kekuningan, daun mudah gugur, dan hasil tanaman rendah.
  • Kelebihan (Symptoms of Excess) ; Daunnya lebar, tanaman mudah rebah, tertunda pembentukan bunga, bunga dan buah mudah rontok, dan bisa saja terjadi daun tanaman seperti kering, terbakar, tepi daun cokelat dan rontok hingga menjalar ke daun-daun muda
2 Cara Mudah Mengatasi Kelebihan Pupuk Anorganik Pada Tanaman
Daun nangka kelebiha pupuk. Gambar : Dokpri

Fosfor (P)
Fungsi ; Sebagai penyusun sel-sel tanaman, energi, mer_4_ngsang bunga, pembentukan buah, mer_4_ngsang akar menyerap hara, dan juga meningkatkan kualitas biji.
  • Kekurangan (defisiensi)  ;  Pertumbuhan lambat, pertumbuhan akar terhambat, warna hijau gelap, pinggiran daun bewarna kuning, ada warna ungu, bunga dan buah mudah rontok
  • Kelebihan ; daun tanaman akan tampak seperti kering dan terbakar, serta akan terjadinya kekurangan unsur lain seperti unsur hara mikro Fe dan Zn

Kalium (K)
Peran ; Meningkatkan daya tahan terhadap penyakit, sintesis karbohidrat dan lemak, meningkatkan kualitas buah, dan mempertahankan status air dan tekanan dari sel-sel
  • Kekurangan (defisiensi) ; munculnya warna kuning seperti terbakar di pinggir dan ujung daun, daun mengerut atau keriting yang dimulai dari daun yang sudah tua, produksi buah rendah dan tanaman mudah terserang penyakit.
  • Kelebihan ; terganggunya penyerapan unsur hara lain seperti defisiensi unsur hara magnesium (Mg). Kekurangan Mg akan menyebabkan daun-daun berwarna kuning (khlorosis), dan terjadinya kematian jaringan pada daun-daun muda (nekrosis).

Wow, kurang pupuk saja bisa salah, apalagi pupuk berlebih makin salah. Ya, begitulah ketika kita tidak mendengar atau mengabaikan “suara” tanaman yang meminta nutrisi sesuai dengan kebutuhannya.  

Kembali kepada kelebihan memupuk tanaman, secara umum dapat ditandai gejala dari “ulah” kita adalah pada daunnya. Kelebihan N, P dan K dapat menyebabkan daun tanaman, dari yang tua sampai yang muda, menjadi kuning, ungu, pinggir cokelat, seperti terbakar, daun rontok hingga mati jaringan.

Cara Mengatasi Kelebihan Pupuk
“Mencegah lebih baik dari mengobati,” begitu kata bijak tetua kita. Harus diakui bahwa tidak mudah memang mengatasinya. Ibarat dokter menangani kanker ganas yang sudah menjalar ke seluruh tubuh, harapan sembuh kecil sekali. 

Demikian juga untuk mengatasi tanaman yang kelebihan pupuk anorganik N, P, dan K, kemungkinan tumbuh normal kembali sangat tipis. Apalagi yang terjadi pada tanaman sayuran semusim, sungguh teramat sulit.
2 Cara Mudah Mengatasi Kelebihan Pupuk Anorganik Pada Tanaman
Gambar : Dokpri


Namun, janganlah pesimis, tugas kita berusaha untuk mengatasinya. Butuh waktu dan kesabaran untuk penyembuhannya. Ada 2 cara yang mungkin dapat ditempuh untuk mengatasi tanaman yang kelebihan pupuk anorganik, yaitu pencucian (leaching) dan refresh atau ganti media tumbuh.

1. Pencucian Media Tumbuh (leaching)

Tindakan pencucian atau leaching adalah upaya untuk mengurangi atau menghilangkan unsur-unsur hara yang berlebih dalam media tumbuh. Sejumlah unsur hara akan terikut bersama aliran air.

Jika gejala-gejala kelebihan pemberian pupuk sudah muncul atau memang sadar sudah salah dosis dalam memupuk (terlalu banyak), maka segera atasi sebelum “ajal menjemputnya”.  Caranya, lakukan pencucian dengan jumlah air yang banyak.

Tanaman dalam pot, menjadi sangat mudah diatasi. Daun-daun yang terbakar, menguning dan rusak segera dipangkas. Siram media tanam dengan air sebanyak-banyaknya sampai air tergenang dan keluar melalui lubang bawah pot. Tindakan ini diulangi 2-3 kali dalam selang waktu berdekatan (2 hari sekali). Jangan berikan pupuk apapun hingga tunas-tunas baru muncul dan normal.

Bagaimana dengan tanaman yang ditanam di sawah atau kebun? Ini memang sulit. Jika tanaman sayuran semusim, seperti cabe, tomat, terung dan lainnya mungkin lebih baik dilakukan penanaman tanaman yang baru setelah terlebih dulu menetralkan tanah dari kelebihan pupuk.

Namun, coba dilakukan pemangkasan daun-daun yang terganggu. Lakukan penggenangan air. Jika dilakukan penggenangan untuk mencuci hara, maka penggenangan pun tidak boleh terlalu lama karena tanaman akan layu dan mati, cukup beberapa menit saja (1-2 menit). Setelah itu, segera lepaskan genangan air melalui parit yang tersedia diantara bedengan. Ulangi sampai dua kali dalam selang waktu yang berdekatan.

Tindakan lainnya, jika tidak ada sumber air yang banyak untuk penggenangan, dapat dicoba melakukan penyiraman air sebanyak-banyaknya dengan menggunakan gembor dan diulangi sampai 2 kali. Tunggu sampai normal dan mulai muncul tunas-tunas baru.

2 Ganti Media Tumbuh

Untuk tanaman dalam pot, jika terjadi kelebihan pemupukan, segera atasi dengan mengganti media tumbuh. Refresh atau upaya menyegarkan kembali media tumbuh dengan media yang baru. Ini hampir sama dengan repotting pada tabulampot. Bedanya, kita tidak menggantikan pot, yang diganti adalah media tumbuh baru. Oh, iya, buang daun-daun yang terbakar atau terganggu dengan cara memangkasnya dengan menggunakan gunting atau cutter yang tajam dan steril.

Gali dan keluarkan media tumbuh yang sudah terakumulasi dosis pupuk yang amat tinggi, dan masukkan/isi dengan media tumbuh yang baru. Media tumbuh/media tanam yang baru terdiri dari tanah, sekam dan kompos. Hati-hati dalam penanganannya, jangan sampai tanah yang melekat diakar lepas dari perakaran. 

Akhirnya, siram secukupnya dan tunggu sampai tanaman tumbuh kembali dengan keluarnya tunas-tunas baru. Demikian juga dengan pupuk, tunda keinginan Anda untuk memupuk tanaman sampai dapat dipastikan tanaman sudah mulai tumbuh normal.

Untuk tanaman buah yang ditanam di kebun atau pada tanah langsung, mengatasinya seperti tabulampot juga. Namun, ini akan banyak menguras tenaga karena harus menggali tanah dengan kedalaman 30-50 cm atau tepatnya pada galian pemberian pupuk sebelumnya.

Setelah digali tanah yang kelebihan diberikan pupuk, lalu masukkan dengan tanah baru yang sudah diberikan campuran pupuk kompos. Siram secukupnya dan tunggu hingga tanaman memberikan tanda-tanda pemulihan.



Untuk tanaman sayuran, seperti terung, tomat atau cabe dapat diusahakan menggantikan media/tanah di sekitar perakaran dengan tanah yang baru. Setelah diganti dengan tanah yang baru, siram dengan air secukupnya. Jangan berikan pupuk apapun sebelum tanaman mulai pulih dan muncul tunas-tunas yang baru.

Demikian cara mengatasi kelebihan pupuk anorganik pada tanaman. Memang ini bukan rekomendasi. Tapi, 2 cara di atas, pernah penulis lakukan pada kasus tanaman sendiri. Atas pertolongan Allah SWT, Alhamdulillah tanaman buah sudah kembali tumbuh normal dan mulai tumbuh tunas setelah 2 minggu perlakuan.  Salam buat Sobat, semoga sukses selalu, ya, Amiin.

No comments:

Post a Comment