Tuesday, October 30, 2018

Cara Aman Memanfaatkan Air Got Untuk Memupuk dan Menyiram Tanaman

Memanfaatkan Air Got Untuk Memupuk dan Menyiram Tanaman -- Air got adalah air yang ingin kita kupas sekarang di mana sifatnya bewarna, berbau dan jorok. Air yang oleh sebagian masyarakat digunakan untuk memupuk dan menyiram tanaman. Namun, sebelum kita lanjutkan, baiknya kita kenal kesamaan nama dengan air got. Ada yang menyebut air got dengan air comberan, air parit, air limbah, air selokan, air riol dan mungkin ada istilah lain.

Cara Aman Memanfaatkan Air Got Untuk Menyiram dan Memupuk Tanaman
Air Got. Gambar : Dokpri



Anda pasti mengenal got, bukan? Bagi masyarakat yang hidup di perkotaan, yang namanya got sudah tidak asing lagi. Got merupakan drainase untuk menampung kelebihan air hujan sehingga tidak menggenangi badan jalan atau pemukiman penduduk. Air yang tertampung dalam got secara pelan-pelan mengalir menuju sungai dan akhirnya menuju laut.

Got ; “bak” penampung limbah domestik
Namun, seiring dengan perjalanan waktu dan pertumbuhan penduduk, maka got sudah bertambah fungsinya. Selain menampung air hujan, got harus juga menjadi media “gratis dan praktis” dalam menampung pembuangan limbah domestik (rumah tangga). Mulai dari mandi, cuci,  dan kakus atau yang dikenal dengan MCK mengalir ke dalam got.

Jadi, karena got sudah bertambah fungsinya menampung limbah, maka air got atau air yang tergenang atau mengalir dalam got adalah air limbah. Air kencing (urin) mengalir ke dalam got. Sabun mandi, detergen, minyak, lemak, dan sisa makanan mengalir ke dalam got. Bahkan, tinja pun ada kemungkinan mengalir ke dalam got.

Air got atau air comberan lambat-laun menjadi persoalan pada lingkungan baik pencemaran tanah maupun air. Bahkan, keberadaan air limbah yang saban hari mengalir di depan rumah dan di depan mata kita, jelas sekali secara estetika sudah tidak indah.

Ketika kita lihat sekilas tentang peraturan pengelolaan kualitas air terutama air untuk pertanian, maka di sana terdapat petunjuk bahwa pemanfaatan air untuk mengairi tanaman pertanian tidak boleh sembarangan.

Air pertanian harus memiliki parameter baik fisika, kimia, dan biologis yang memenuhi syarat dan tidak membahayakan pertumbuhan tanaman. Kualitas air harus dalam ambang batas. Misalnya, kandungan nitrit, khlorin, pH, BOD, COD, logam berat, kandungan detergen, minyak dan lemak, dan lainnya termasuk mikroorganisme seperti facel coliform harus dalam batas toleran.

Kandungan limbah air got
Postingan ini tidak membahas tentang keberadaan undang-undang lingkungan atau peraturan pemerintah yang mengatur tentang limbah domestik. Kali ini, kita ingin fokus kepada ada tidaknya manfaat memupuk dan menyiram tanaman dengan air got. Ada tidak dampak terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman jika diberikan air limbah, ya air comberan atau air got.

Karena itu, perlu diselidiki lebih dalam di balik air yang bewarna gelap tersebut, apa saja kandungannya. Air got karena sumber bahan buangan dari limbah rumah tangga, maka yang jelas mengandung bahan organik seperti minyak dan lemak, protein, asam amino, karbohidrat, dan bahan anorganik lainnya. Namun, jangan lupa, dalam air got itu juga hadir bakteri patogen dan non-patogen yang berperan dalam pembusukan limbah tersebut.
Di samping itu, bahan-bahan yang masuk ke dalam got dan terlarut dalam air got, pada dasarnya mengandung sejumlah unsur hara yang bermanfaat untuk tanaman. Menurut kajian para ahli bahwa unsur hara makro yang ada dalam air limbah domestik atau air coberan atau air got adalah N, P, dan K serta unsur mikronya Cu, Fe dan Zn.

Sumber bahan pencemar dalam air got
Beberapa jenis bahan baik organik maupun anorganik yang masuk dan bercampur dalam air got sehingga menjadi air limbah adalah :
  • Minyak makan
  • Darah ikan
  • Limbah ikan
  • Sisa-sisa daging
  • Air sabun/detergen
  • Shampoo
  • Air cucian beras
  • Zat pewarna
  • Urin atau air kencing
  • Tinja (feces)
  • Porstek/pembersih lantai
  • Buah-buahan
  • Gula
  • Ampas teh/kopi
  • Gula/garam
  • Sisa-sisa nasi dan bumbu masak
  • Debu/pasir
  • Dan lainnya

Gambaran bahan-bahan yang terlarut dalam air got menunjukkan bahwa air got merupakan sumber nutrisi penting yang dapat dimanfaatkan untuk tanaman. Jika terdekomposisi secara sempurna akan mengandung sejumlah unsur hara makro dan mikro yang lengkap dan kadarnya kemungkinan tinggi.

Namun, dalam pemanfaatannya tidak direkomendasikan digunakan secara langsung Sebab, tingginya kadar bahan organik, bakteri, dan zat lain dikhawatirkan dapat terganggunya tanaman. Bahkan, ada kemungkinan terdapatnya senyawa/zat toksik (r-4-cun) dalam air got seperti nitrit, khlor, boron, dalam konsentrasi tinggi akan menyebabkan ker-4-cunan tanaman. Tanaman akan mengalami khlorosis, daun menguning atau terbakar, layu dan akhirnya mati.

Demikian juga dengan pH, masuknya multibahan polutan dalam air got, akan menjadi salah satu faktor air got bersifat masam atau bisa jadi basa. Perlu dicatat, bahwa tanaman tidak toleran atau terganggu jika kondisi terlalu asam atau basa. Tanaman akan mengalami gangguan dengan kadar toksik yang tinggi. pH yang baik berada dalam range normal 6-7.

Memang harus diakui bahwa dalam air got ada aktivitas sejumlah mikroorganisme atau perombakan biologis atau reaksi biokimia. Perombakan-perombakan oleh mikroorganisme apakah bakteri, virus, ganggang, protozoa, dan lainnya menghasilkan zat hara baik dalam bentuk endapan lupur atau larutan.

Tapi, yang namanya air limbah, ada ketidak sempurnaannya di dalamnya. Di sana pasti ada keterbatasan dalam penguraianannya seperti kekurangan oksigen baik secara biologis maupun kimianya. Oleh karena itu, kandungan unsur-unsur yang siap dikonsumsi oleh tanaman dalam air got masih relatif sedikit.

Air Got Sumber Nutrisi Tanaman
Kelihatannya air got berpotensi untuk menyiram dan menjadi pupuk tanaman. Tapi, tunggu dulu. Air got memang ada kandungan N,P,K Ca, Zn, dan sejumlah unsur lainnya. Tapi, sebagian besar unsur hara makro dan mikro tersebut masih terikat dalam molekul-molekul kimia bahan organik. Masih terikat pada lemak, masih menyatu dengan protein, dan lainnya.

Oleh karena itu, agar unsur-unsur hara yang ada dalam air got menjadi banyak dan dapat diserap langsung oleh tanaman, maka harus diputuskan dulu ikatan kimianya. Unsur-unsur seperti nitrogen, fosfor, kalium, kalsium, sulfur, dan lainnya harus dilepaskan dulu dari bahan organik.

Ketika terjadi perombakan baik secara kimia maupun biologis seperti pemanfaatan mikroorganisme aktif atau bioaktivator, maka bahan yang tadinya organis akan menjadi anorganik. Tanaman akan menyerap unsur hara dalam bentuk anorganik, seperti bentuk NO3, K+, PO43-, Ca2+ dan lainnya.

Dampak menyiram air got pada tanaman
Salah satu komponen dalam air got adalah adanya bahan organik segar. Bahan organik segar tidak dapat dimanfaatkan oleh tanaman secara langsung. Bahkan, kehadiran bahan organik dengan C/N yang tinggi akan mengganggu tanaman karena mikroorganisme tanah akan bekerja merombaknya dengan memanfaatkan nutrisi tanaman untuk energi dan pertumbuhannya pada tahap awal.

Ini sama halnya dengan pemberian kotoran ternak segar. Kotoran segar harus didekomposisi dulu sehingga menjadi pupuk kandang yang matang. Dengan begitu, C/N akan rendah dan unsur-unsur hara sudah tersedia di dalamnya untuk tanaman.

Jadi, dampak pada tahap awal pemberian air got tidak baik terhadap tanaman jika kandungan bahan organiknya masih tinggi dan pH di bawah atau di atas ambang normal. Namun, seiring dengan berjalan waktu dan kerja keras mikroba tanah dalam merombak bahan organis, maka air got akan menjadi nutrisi tanaman dan membuat tanaman hidup subur. Bahkan, tanah menjadi lebih produktif karena adanya input bahan organik.

Jika air got berkualitas sangat buruk, ini terutama pada aliran drainase/got yang tidak lancar/tersumbat, maka kalau diberikan kepada tanaman sayuran seperti cabai, tomat, seledri dan sejenisnya akan cepat sekali terlihat dampak negatifnya, seperti daunnya kuning, layu, gugur dan sebagainya. Akan tetapi, jika disiram untuk tanaman buah seperti mangga, belimbing, rambutan, dan lainnya tidak begitu kentara pengaruhnya. 

Sebaliknya, air got yang diambil pada musim hujan untuk menyiram tanaman, boleh jadi tidak memberikan hasil apa-apa. Sebab, air limbah dalam got sudah diencerkan oleh air hujan dan kadar nutrisinya pun menjadi rendah..

Cara aman pemanfaatan air got untuk tanaman
Air got merupakan sumberdaya yang harus dimanfaatkan. Bisa menjadi sumber air untuk tanaman dan bisa juga untuk nutrisi tanaman. Oleh karena itu, ada 2 cara pemanfaatannya, yaitu :

1. Untuk Siram/Mengairi Tanaman
Agar dapat digunakan air got atau air limbah domestik untuk mengairi atau menyiram tanaman, maka sebaiknya air got harus dilakukan pengolahan terlebih dahulu. Pengolahan limbah domestik ini biasanya dilakukan secara kimia sehingga zat-zat impuritis atau pengotor akan terendap. Jadi, air yang telah diolah ini dapat dimanfaatkan untuk menyiram atau mengairi tanaman. Sebab, parameter fisika, kimia dan biologisnya telah memenuhi syarat dan tidak akan mengganggu pertumbuhan tanaman.

2. Untuk memupuk tanaman
Jika untuk memupuk tanaman, maka air got juga harus diolah, namun pengolahannya berbeda. Air got dilakukan proses dekomposisi dengan bantuan bioaktivator dalam keadaan anaerob selama beberapa hari (7-15 hari). Setelah kurun waktu tersebut, air got telah berubah menjadi air bernutrisi atau yang dikenal dengan pupuk organik cair (POC).

Walau demikian, mana tau ada teman-teman yang mau menggunakan air got secara langsung tanpa fermentasi/pengolahan untuk pupuk tanaman, seperti tabulampot, maka cara agak aman adalah dengan cara mengencerkan dulu sebelum digunakan. Encerkan dulu dengan air biasa. Kira-kira konsentrasinya 25% atau 1 bagian air got diencerkan dengan 4 bagian air biasa. Lalu siramkan ke tanaman.

Penggunaannya pun jangan terlalu sering, sekadar nambah-nambah nutrisi tanaman. Misalnya, siram saja dengan air got 10 hari sekali sudah cukup dan lihat perkembangannya. Sebab, seperti cerita di atas, kita tidak tahu adanya unsur-unsur toksik (r-4-cun) di dalam air got. Semua tempat/lokasi, kualitas air got berbeda-beda tergantung jumlah penduduk dan aktivitas masyarakatnya.Demikian.

Sunday, October 28, 2018

Cara Tepat Memanfaatkan Limbah Tahu Cair Untuk Pupuk Organik Cair (POC) yang Tinggi Haranya

Limbah Tahu Cair Untuk Pupuk Organik -- Limbah tahu mengadung sejumlah nutrisi penting bagi tanaman. Sebab, limbah tersebut berawal dari bahan baku pembuatan tahu yang tinggi nutrisi/gizinya, yaitu kacang kedelai. Kacang inilah yang diolah sedemikian rupa sehingga menghasilkan produk makanan spesial, yaitu tahu. Dan produk sampingnya dibuang begitu saja dari insdustri tersebut, yaitu imbah tahu baik dalam bentuk padatan maupun cairan. Jika tidak mengalami pengolahan, maka limbah tahu akan menjadi persoalan terhadap lingkungan.

Kita tidak sedang membahas kedelai dan bagaimana membuat tahu serta pengolahan limbahnya. Terlepas dari ada tidaknya instalasi pengolahan limbah pada industri-industri pengolahan tahu, yang jelas limbah cair tahu tersebut masih mengandung sejumlah bahan-bahan organik.

Limbah tahu bahan baku pupuk organik
Bahan-bahan tersebut jika dilihat dari kacamata pertanian merupakan sesuatu  yang sangat bernilai. Mengapa? Cairan limbah tahu atau limbah tahu cair merupakan bahan baku untuk pembuatan pupuk organik cair (POC).

Cairan yang dikatakan limbah ini keluar dari beberapa tahapan proses pembuatan tahu, mulai dari perendaman sampai dengan pengepresan. Wujudnya yang agak kental menandakan adanya kandungan protein tinggi dalam air limbah tersebut. 

Limbah cair tahu akan menjadi pupuk organik yang kaya dengan unsur hara yang dapat menyuburkan lahan dan tanaman. Ini bukan cerita biasa, tapi nyata. 


Banyak para peneliti sudah melirik ke dalam limbah tahu dan ternyata di dalam sana terdapat sejumlah hara tanaman seperti nitrogen, fosfor, kalium, kalsium, natrium dan sejumlah lainnya.


Bahkan, dalam berbagai studi tentang dampak aplikasi pupuk organik cair limbah tahu menunjukkan hasil yang signifikan bin nyata terhadap pertumbuhan dan produktivitas tanaman, khususnya tanaman sayuran seperti bayam, brokoli, seledri, cabai, tomat dan sejumlah tanaman lainnya. Ini disebabkan karena limbah tahu tersebut mengandung nutrisi dan dapat cepat diserap oleh tanaman.

Cara Tepat Memanfaatkan Limbah Tahu Cair Untuk Pupuk Organik Cair (POC) yang Tinggi Haranya


Unsur hara dalam limbah tahu cair
Unsur-unsur hara esensial yang terdapat dalam limbah tahu, yaitu N, P, K, C-Organik dan unsur-unsur mikro dalam persentase berbeda-beda. Adanya unsur-unsur tersebut memberi sinyal bahwa limbah tahu perlu dimanfaatkan secara optimal sebagai salah satu alternatif penggunaan pupuk organik dalam meningkatkan hasil tanaman.

Limbah cair tahu jika dijadikan sebagai pupuk organik cair akan sangat menguntungkan dalam budidaya tanaman hortikultura berupa tanaman sayuran. Sebab, dengan aplikasi pupuk organik dari limbah tahu cair akan menambah bahan organik ke dalam tanah dan juga ketersediaan unsur haranya. 

Bahan-bahan organik akan menjadi nutrisi dan energi bagi mikroba tanah dalam melakukan aktivitasnya. Dengan demikian, tanah secara terus-menerus produktif dan unsur hara juga tersedia untuk pertumbuhan tanaman.

Perlu dipertimbangkan dengan akal sehat bahwa penggunaan pupuk serba cepat, yaitu pupuk kimia, sudah semakin dirasakan dampak buruknya. Penurunan kualitas dan kuantitas produksi tanaman merupakan salah satu faktor semakin jenuhnya tanah karena pemupukan pupuk anorganik. Struktur tanah yang keras dan sifat fisik tanah lainnya merupakan bukti nyata telah “matinya” aktivitas organik di dalam tanah.

Oleh karena itu, pemanfaatan limbah-limbah organik seperti limbah tahu cair untuk memberi makanan pada tanah merupakan cara bijak dan cerdas dalam memupuk tanaman. Namun, limbah tahu cair tidak serta merta dapat diberikan langsung untuk tanaman. Sebab, ada batas-batas tertentu kandungan dalam cairan limbah yang bisa dimanfaatkan untuk tanaman.

Mengapa tidak boleh langsung digunakan limbah cair tahu untuk menyiram tanaman? Dalam cairan limbah tahu kemungkinan besar masih mengandung parameter kimia dan fisika yang tidak toleran terhadap tanaman, seperti pH, kadar bahan organik, asam amino, protein, temperatur, dan lainnya.

Limbah perlu diolah sebelum dimanfaatkan
Banyak hal yang harus dipertimbangkan dalam pemanfaatan limbah khususnya limbah tahu cair. Belum lagi dikaitkan dengan parameter limbah seperti BOD (biochemical oxygen demand), COD (chemical oxygen demand), TSS (total bahan terlarut) dan lainnya. Bahkan, aktivitas mikroorganisme baik yang menguntungkan dan merugikan masih bercampur-baur dalam limbah tahu cair itu.


Makanya, ketika limbah tahu dibuang begitu saja akan menimbulkan pencemaran lingkungan  Hal ini karena bahan-nahan organik limbah tahu akan mengalami pembusukan oleh adanya aktivitas bakteri/mikroorganisme. Dengan penguraian itu akan menghasilkan gas-gas yang berbau tidak sedap dan juga zat-zat  beracun yang berbahaya bagi manusia dan lingkungan.

Meskipun kita lihat ada yang memanfaatkan langsung, namun itu bukan cara yang tepat dalam memupuk tanaman dengan limbah. Cara yang baik adalah mengolah atau mendapatkan perlakuan terlebih dahulu terhadap limbah cair tahu . Dengan perlakuan yang tepat, maka limbah tahu cair akan mengandung kadar nutrisi yang adaptif dan dapat diserap oleh tanaman secara aman.

Kita mengerti bahwa tanaman akan menyerap nutrisi dalam bentuk anorganik. Oleh karena itu, limbah tersebut perlu dirombak. Yang merombaknya adalah jasad renik atau bioaktivator. Dengan pengolahan, maka senyawa-senyawa organik seperti karbohidrat, protein, lemak, dan lainnya akan terdekomposisi sempurna menjadi bahan-bahan anorganik dan dalam bentuk stabil seperti nitrat, phosfat, dan lainnya yang dapat diserap oleh akar tanaman.

Sulit amat sih memanfaatkan limbah tahu cair untuk tanaman? Tidak, tidak sulit. Gambaran di atas hanya menunjukkan bahwa kita harus hati-hati dalam memanfaatkan yang namanya limbah atau buangan dari suatu produk. Jika ingin memanfaatkan limbah tahu cair, maka sangat mudah dan tidak harus mengikuti prosedur yang berbelit dan tidak juga menyusahkan. Kita ingin memanfaatkan yang mudah dan aman untuk produktivitas tanaman.

Cara Memanfaatkan Limbah Tahu Cair Untuk Tanaman

Cara memanfaatkan limbah tahu cair untuk memupuk tanaman ada dua, yaitu pengenceran tapi bersyarat dan pengolahan terlebih dahulu sehingga menjadi pupuk organik cair (POC).  Begini caranya.

A Penyiraman Langsung dengan pengenceran lebih dulu

Ya, pengenceran. Ini bukan cara tepat alias non-recommended ðŸ˜…. Jika ingin menyiram tanaman dengan air limbah tahu, maka jalan yang agak aman dan mungkin berdampak baik pada tanaman adalah dengan cara mengencerkan terlebih dahulu. Paling tidak, dengan cara ini, konsentrasi dari limbah tahu cair yang diaplikasikan pada tanaman menjadi rendah.

Konsentasi untuk menyiraman tanaman kira-kira sekitar 25%. Artinya, encerkan 1 bagian limbah tahu cair dengan 3 penambahan 3 bagian air. Misalnya, 1 liter limbah tahu cair diencerkan dengan menambah 3 liter air biasa dan aduk secara merata. Ini berarti dalam 4 liter larutan mengandung 25% limbah tahu cair.

Siram ke tanaman secukupnya saja. Dosis yang umum dipakai adalah 250 ml dikocorkan untuk satu tanaman sayuran. Jika tanaman sayuran yang disemai rapat atau ditanam berdekatan, dosis pengocorannya disesuaikan kebutuhan untuk setiap persegi lahan. Tapi, ingat, monitor perkembangan tanaman setelah memberikan air limbah ini. Dan stop pemberian jika terlihat ada gangguan.

B. Pembuatan Pupuk Organik Cair (POC) limbah tahu cair

Ini cara yang tepat dalam memanfaatkan limbah tahu cair. Limbah diolah terlebih dahulu menjadi pupuk sehingga kualitasnya terjamin.

Alat-alat :
  • Ember
  • Pengaduk

Bahan-bahan :
  • Limbah tahu cair (air limbah tahu?)...10 liter
  • Air kelapa (Bagusnya MOL  air kelapa atau air kelapa yang mengandung mikroorganisme lokal)...1 liter
  • Effective Microorganism (EM4)..100 ml

Cara membuatnya/mengolahnya:
  • Masukkan limbah tahu cair dalam ember
  • Masukkan air kelapa dan EM4 ke dalam ember tersebut yang telah berisi air limbah tahu dan aduk hingga merata.
  • Tutup ember dengan rapat dan biarkan sampai 2 hari jangan dibuka-buka
  • Pada hari ke-3 sampai hari ke-9 dibuka sebentar setiap hari kira-kira 2-5 menit sambil diaduk-aduk. Lalu ditutup kembali.
  • Pada hari ke-10 pupuk organik cair (POC) dari limbah tahu cair sudah jadi dan siap diaplikasikan untuk tanaman.
Cara aplikasi pupuk organik cair (POC) ini sama dengan cara aplikasi POC lainnya. Diencerkan terlebih dahulu dengan perbandingan 1:10. Aplikasikan ke tanaman dengan cara pengocoran dengan dosis 250 ml per tanaman.

Demikian cara pemanfaatan limbah tahu cair sebagai pupuk organik dalam meningkatkan produksi dan produktivitas tanaman. Dengan pemanfaatan limbah ini, maka secara pelan-pelan menghemat biaya pembelian pupuk dan sekaligus mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia.

Saturday, October 27, 2018

Membuat Pupuk Organik Cair (POC) Dari Cairan Lumpur Biogas Kotoran Sapi

Manfaat POC Lumpur Biogas Kotoran Sapi -- Pada artikel sebelumnya kita telah mengulas seputar cara memanfaatkan lumpur biogas berbentuk padatan. Jika belum membacanya, silahkan baca di sini. Jika sudah singgah di postingan tersebut, yuk kita lanjut ke bagian cairan lumpur (sludge).

Selain lumpur padatan, masih ada produk samping dari produksi biogas kotoran sapi, yaitu cairan. Cairan dari proses dekomposisi kotoran ternak oleh mikroorganisme merupakan sesuatu yang memiliki nilai dari sisi pertanian. Sebab, cairan tersebut mengandung sejumlah unsur hara yang dapat diaplikasikan pada lahan sehingga mencukupi nutrisi tanaman

Membuat Pupuk Organik Cair (POC) Dari Cairan Lumpur Biogas Kotoran Sapi


Cairan lumpur biogas masih dapat dimanfaatkan menjadi pupuk organik cair (POC) karena mengandung unsur hara seperti N,P,K dan sejumlah unsur mikro. Jangan dilihat kadarnya rendah, tetapi lihatlah kegunaannya. Cairan bernutrisi tersebut mempunyai unsur hara yang mudah diserap oleh tanaman sehingga dapat meningkatkatkan produktivitas tanaman.

Meningkatkan Kualitas Cairan Lumpur Biogas
Agar cairan lumpur biogas tersebut dapat dimanfaatkan sebagai pupuk, maka perlu terlebih dahulu diproses agar lebih matang dan berkualitas. Seperti kita ketahui bahwa kualitas dari pupuk organik sebenarnya ditentukan oleh bahan-bahan pembentukannya. Ketika pupuk diproduksi dengan campuran multibahan organik dan bahan tambahan lain, maka akan menghasilkan pupuk organik berkualitas tinggi.

Banyak sekali bahan-bahan yang dapat meningkatkan kualitas hara pupuk organik. Kita bisa menambahkan cairan MOL (mikrorganisme Lokal) sabut kelapa yang tinggi kandungan kalium, tepung darah untuk meningkatkan kadar nitrogen, tepung tulang yang kaya dengan fosfor, tepung cangkang telur untuk meningkatkan kalsium, bisa juga MOL air kelapa yang kaya unsur hara, abu sekam, dan sejumlah lainnya.

Nah, ketika bahan-bahan lain dalam jumlah tertentu kita tambahkan dalam cairan lumpur biogas, maka apa jadinya? Cairan lumpur akan berubah menjadi pupuk organik cair dengan label high quality. Dan itu akan menjadi pupuk komersial dengan harga yang tinggi dan sangat menguntungkan.

Cara Mengolah Cairan Lumpur Menjadi Pupuk Organik Cair

Baik, bagaimana cara memanfaaatkan cairan lumpur biogas kotoran sapi sehingga menjadi pupuk organik cair (POC)? Ada beberapa langkah untuk merubah cairan lumpur menjadi POC yang dapat diaplikasi untuk tanaman nantinya.

Alat-alat :
  • Ember plastik ukuran besar
  • Saringan kain yang halus
  • Aerator elektrik

Bahan-bahan :
  • Cairan lumpur Biogas Kotoran Sapi
  • MOL sabut kelapa (air rendaman sabut kelapa)... (1-3 % dari jumlah cairan lumpur)
  • Tepung darah (1-3 % dari jumlah cairan lumpur)
  • Tepung tulang (1-3 % dari jumlah cairan lumpur)

Langkah mengolahnya :
  • Kumpulkan cairan lumpur biogas dengan cara menampung dalam ember
  • Tambahkan Mol sabut kelapa, tepung darah, dan tepung tulang ke dalam ember yang telah berisi dengan cairan lumpur. Aduk-aduk hingga tercampur merata dan biarkan selama seminggu.
  • Setelah itu, saring cairan lumpur tersebut ke dalam ember kosong lainnya agar didapatkan cairan yang bebas dari bahan-bahan atau partikel kasar
  • Untuk membebaskan gas-gas yang masih tersisa atau terbentuk dalam cairan lumpur tersebut, pasang aerator ke dalamnya. Biarkan aerator bekerja selama 5 hari (4-5 hari) agar gas keluar.
  • Setelah 5 hari, aerator sudah dapat di-off-kan. Biarkan cairan tersebut di dalam ember selama 2 hari agar partikel-partikel mengendap dan cairan akan menjadi bening.
  • Dan setelah 2 hari akan terlihat cairan bening. Ini berarti cairan lumpur biogas kotoran sapi sudah menjadi pupuk organik cair (POC).


Baca Juga :

Sekarang pupuk organik cair itu sudah jadi. Pupuk tersebut dapat diaplikasikan ke tanaman atau mungkin mau dibisniskan. Kalau mau dijual maka produk tersebut harus terdaftar dan mengikuti standar pupuk organik yang ditetapkan oleh pemerintah.

Demikian sekilas uraian terntang  cairan lumpur biogas kotoran sapi yang dapat diolah menjadi pupuk organik cair. Semoga bermanfaat.

Friday, October 26, 2018

Lumpur Biogas Kotoran Sapi dan Cara Pemanfaatannya Untuk Pupuk Tanaman


Lumpur Biogas Kotoran Sapi dan Manfaatnya Untuk Tanaman -- Salam buat Sobat pupuklahan.blogspot. com semoga hari ini lebih baik dari kemarin. Amiin. Well, artikel atau posting-an kali ini akan mengupas tentang lumpur biogas kotoran sapi untuk dimanfaatkan sebagai pupuk kompos dalam menyuburkan tanah sehingga dapat meningkatkan produksi dan produktivitas tanaman pertanian maupun perkebunan.




Dalam mencukupi kebutuhan pupuk untuk tanaman, khususnya pupuk organik,  ternyata banyak sekali sumbernya yang dapat dimanfaatkan. Mulai dari limbah rumah tangga sampai dengan limbah kotoran ternak merupakan bahan untuk membuat pupuk organik yang mengandung unsur hara lengkap baik makro maupun mikro.

Lumpur biogas adalah pupuk organik
Bahkan, kotoran ternak yang telah diambil “sarinya” pun masih bermanfaat untuk tanaman. Maksudnya, kotoran ternak yang telah diproses dalam sebuah reaktor untuk diambil biogas berupa gas metan (CH4) masih mempunyai nilai karena kaya dengan bermacam nutrisi yang berkaitan dengan tanaman. Ya, pupuk organik yang mengandung nutrisi penting bagi tanaman.

Lumpur biogas sebenarnya pupuk kompos. Begini ceritanya, kotoran ternak yang dimasukkan dalam sebuah reaktor (alat proses) terurai oleh mikroba sehingga menghasilkan gas dan zat-zat kimia lainnya seperti nitrogen, kalium, dan lainnya. Dengan kata lain, bahan organik terdekomposisi dengan bantuan sejumlah bioaktivator berupa mikroorganisme pengurai aktif.

Sayangnya, tidak semua provinsi ada lumpur biogas. Sebab, untuk memproduksi biogas mesti mencukupi bahan bakunya berupa kotoran ternak. Oleh karena itu, daerah yang memiliki populasi ternak khususnya ternak sapi, mempunyai potensi untuk pengolahan kotoran ternak menjadi biogas.

Walaupun demikian, jika di sekitar Anda terdapat instalasi pengolahan biogas dari kotoran sapi, lumpur yang dihasilkan perlu dimanfaatkan untuk dijadikan pupuk kompos (pupuk organik). Tapi, sebelum mengambil dan memanfaatkannya, pastikan dulu bahwa lumpur itu (produk sampingan biogas) sudah dimanfaatkan atau memang sama sekali dibuang sebagai limbah.

Kandungan Hara Lumpur Biogas
Kenapa lumpur biogas perlu dimanfaatkan? Hal ini karena lumpur biogas dari kotoran sapi mengandung sejumlah unsur hara makro dan mikro. Dalam lumpur tersebut terdapat sejumlah unsur hara seperti N, P, K, Mg, Ca, Mn, Cu dan lain-lain

Artinya, lumpur biogas kotoran sapi dapat menjadi salah satu alternatif pupuk kompos yang dapat menjadi bahan pembenah tanah dan nutrisi tanaman.

Nah, melihat potensi yang dikandungnya, maka lumpur biogas dapat bermanfaat untuk diaplikasi pada lahan pertanian untuk meningkatkan produktivitas tanah dan tanaman. Namun, untuk dapat diaplikasi ke tanaman, lumpur biogas harus diproses lebih lanjut agar menjadi lebih matang dengan kadar air yang rendah.

Cara Memanfaatkan Lumpur Biogas Untuk Pupuk Organik
Pada dasarnya ada 2 bagian yang dapat dimanfaatkan dari lumpur biogas kotoran sapi, yaitu lumpur padat dan cair. Jadi, yang satu menjadi pupuk kompos padatan dan yang lainnya menjadi pupuk organik cair.


Baca Juga :

Untuk kesempatan ini, kita akan mencoba memanfaatkan lumpur biogas padatan untuk menjadi pupuk organik dengan teknik pemisahan. Langkahnya sangat sederhana seperti berikut ini, yaitu :

  • Lumpur padat yang keluar dari instalasi biogas dikumpulkan
  • Lumpur padat yang masih bercampur cairan harus disaring agar berpisah antara cairan dan padatan. Ambil padatannya dan dikumpulkan
  • Lumpur yang telah dikumpulkan dikeringanginkan selama beberapa hari sampai kadar air turun
  • Setelah beberapa hari (7-10 hari) dijemur atau dikeringanginkan, maka lumpur biogas tersebut sudah menjadi pupuk kompos. Jika ingin dikomersialkan, perlu ditingkatkan kualitasnya. 
Kelebihan Pupuk Organik Lumpur Biogas
Pupuk organik atau kompos lumpur biogas sangat bermanfaat dalam bidang pertanian karena memiliki sejumlah kelebihannya. Di samping dapat menjadi bahan pembenah tanah, pupuk ini tidak membawa dampak buruk bagi lahan. Berikut ini beberapa kelebihan memberikan pupuk organik, yaitu :
  • Dapat memperbaiki struktur tanah sehingga gembur dan mudah diolah
  • Dapat meningkatkan kapasitas tukar kation sehingga ketersediaan hara dalam tanah menjadi lebih optimal
  • Tersedianya unsur hara makro dan mikro dalam tanah dalam jumlah yang lengkap
  • Tanaman relatif lebih tahan terhadap penyakit
  • Dapat meningkatkan aktivitas mikroorganisme tanah
  • Dapat membawa dampak positif terhadap manusia dan lingkungan
  • Tidak mencemarkan air
  • Dapat memberikan produktivitas tanaman sehingga pertumbuhan tanaman lebih subur dan hasilnya pun lebih tinggi.

Cara aplikasi ke tanaman
Pupuk organik dari lumpur biogas yang sudah diproses lanjut sudah dapat diberikan kepada tanaman untuk mencukupi kebutuhan unsur hara. Cara aplikasinya sama saja dengan aplikasi pupuk organik lainnya seperti pupuk kandang atau pupuk kompos.

Tebarkan pada lahan saat pengolahan tanah atau bisa juga dengan memasukkan dalam lubang tanam. Berikan 5-10 ton pupuk organik lumpur biogas untuk setiap hektar lahan atau 0,5-1 kg per lubang tanam.

That's All, ternyata pupuk tanaman sangat mudah dan murah, ya? Andai saja kita mau memanfaatkan dengan optimal limbah-limbah baik dari tumbuhan ataupun hewan, seperti kotorannya, menjadi pupuk, maka kita tidak perlu membeli pupuk anorganik (kimia). Dengan pupuk organik, tanah dan tanaman akan selalu produktif serta menyelamatkan lingkungan dari pencemaran.

    Thursday, October 25, 2018

    Doyan Daun Bawang? Tanam Saja Dalam Rak Telur, Begini Caranya

    Media Tanam Daun Bawang -- Sayuran daun bawang, khususnya bawang merah, banyak diminati masyarakat. Sebab, daun yang bewarna hijau tersebut memiliki rasa yang lezat ketika diolah dengan aneka resep masakan spesial seperti tumis udang daun bawang, teri daun bawang, dan lainnya. Bahkan, daun bawang menjadi pelengkap untuk cita rasa atau penghias pada martabak, bakso atau kuah sop.

    Doyan Daun Bawang? Tanam Saja Dalam Rak Telur, Begini Caranya
    Dokpri

    Siapa tak kenal bawang merah? Memang, bawang merah ada juga sebutan lain dalam bahasa daerah, seperti bawang beureumbrambangbhabang merah, bawang mirah, dan lainnya. Tetapi, yang jelas bawang merah adalah tanaman sayuran yang berumbi lapis, kulit luar bewarna merah, akar serabut, daun silindris dan bewarna hijau.

    Manfaatkan Rak Telur (Egg Board)
    Untuk mendapatkan daun bawang merah tidak harus ke pasar. Bukan karena harganya mahal, tetapi sayuran daun bawang begitu mudah hidup jika kita mau menanamnya. Perlu lahan luas kalau gituh? Tunggu, tidak butuh tanah, pupuk atau lahan luas. Dengan sedikit kreatif, daun bawang dapat ditumbuhkan dalam rak telur (egg tray or board) bekas. Jadi, ini namanya menanam tanpa perlu media tanam berupa tanah.


    Bukankah setiap keluarga  ada yang mengonsumsi telur? Kalau tidak seminggu sekali, para ibu-ibu rumah tangga sudah barang tentu membeli telur sebulan sekali. Dan itu pun bukan 1 atau 2 telur, melainkan minimal 1 rak telur (isi 30 telur).

    Doyan Daun Bawang? Tanam Saja Dalam Rak Telur, Begini Caranya
    pixabay.com

    Nah, rak telur dari karton itu jangan dijadikan sebagai limbah, tetapi ubah rak telur itu sehingga menjadi sesuatu yang bermanfaat. Untuk apa? Dengan secuil sentuhan tangan-tangan kreatif, rak telur itu dapat “disulap” menjadi media tanam yang praktis untuk menanam daun bawang merah.

    Menarik bukan menanam daun bawang dalam rak telur? Well, jika memang menarik, kita akan ulas bagamana cara menanam bawang merah dalam rak telur untuk memanen daunnya buat sayuran.

    Bawang merah mudah tumbuh
    Bawang merah mudah sekali tumbuh asalkan kondisi lingkungan sesuai untuk pertumbuhannya. Bawang merah sangat menyukai kondisi sedikit lembab pada awal fase vegetatifnya. Lihatlah, bawang merah yang di dapur dan sudah lama tidak terpakai, bawang merah sudah mulai tumbuh daun dan juga akarnya. 

    Artinya, jika mendapat kondisi cocok,  tanpa perlakuan khusus pun bawang merah akan memecahkan masa dormansinya untuk tumbuh. Okay, langsung saja deh. Begini caranya :

    Media tanam :
    • Rak telur bekas....minimal 4  rak

    Benih :

    • Bawang merah......30  biji umbi atau siung (ukuran agak gede)
    Doyan Daun Bawang? Tanam Saja Dalam Rak Telur, Begini Caranya
    Dokpri

    Langkah menanam bawang merah dalam rak telur :
    • Rak telur dilubangi dengan menggunakan paku pada bagian cekungan (dudukan telur) yang berfungsi sebagai drainase atau tempat keluarnya air yang berlebih pada saat disiram. Lubangi ke 30 cekungan itu pada bagian dasarnya. Untuk memudahkan melubanginya, percik sedikit air ke rak telur.
    • Gabung keempat rak telur itu sehingga menjadi satu
    • Potong sedikit bagian ujung yang runcing (tempat keluarnya daun bawang) dengan pis_4_u yang tajam. Potong kira-kira 1/8 bagian ujungnya
    • Masukkan benih bawang merah pada masing-masing cekungan rak telur. Jangan sampai terbalik penempatannya, bagian akar posisinya ke bawah dan ujung yang terpotong ke atas.
    • Siram rak telur yang telah berisi umbi bawang merah secukupnya saja
    • Letakkan pada tempat yang teduh 3-4 hari atau sampai keluarnya akar dan daun
    • Setelah tumbuh akar dan daun, letakkan pada tempat yang terkena sinar matahari, terutama sinar matahari pagi.
    Doyan Daun Bawang? Tanam Saja Dalam Rak Telur, Begini Caranya
    Panen. Gambar Dokpri

    Untuk memeliharanya, cukup mudah. Sebab, daun bawang dalam rak telur tidak perlu dipupuk. Namun, kalau pun mau dipupuk atau menambah nutrisi, cukup siram dengan pupuk organik cair atau MOL (mikroorganisme lokal) seperti air cucian beras.


    Baca Juga :

    Yang terpenting pada tanaman bawang merah yang ditanam dalam rak telur adalah kelembaban medianya (rak telur). Untuk itu, siram dengan rutin setiap hari atau tergantung cuaca.

    Doyan Daun Bawang? Tanam Saja Dalam Rak Telur, Begini Caranya
    pixabay.com

    Pada saat bawang merah tudah tumbuh banyak daun atau kira-kira sudah berumur 20-30 hari, daun bawang sudah bisa dipanen. Cara panennya boleh dengan cara memotongnya dan boleh juga dengan mencabut daun beserta akarnya.


    Demikian cara menanam daun bawang dalam rak telur. Mulai sekarang, baiknya jangan dibuang lagi rak telur. Manfaatkan rak telur bekas itu untuk menyalurkan hobi menanam, yaitu menjadikan rak telur menjadi media tumbuh sayuran daun bawang merah.