Tuesday, October 2, 2018

Panduan Lengkap dan Mudah Menanam dan Memupuk Tanaman Pare bagi Pemula



Menanam dan Memupuk Tanaman Pare -- Menanam pare sangat mudah dan enteng bagi yang sudah banyak “jam tebang” alias sudah berpengalaman. Sayangnya, bagi pemula atau yang baru terjun dalam budidaya tanaman peria/pare, mereka masih menemui banyak kesulitan. 

Banyak kendala yang dihadapi pemula dari sisi budidaya pare diantaranya seperti penyiapan benih, cara menanam, pemupukan, pemasangan lanjaran, dan beberapa hal spesifik lainnya. Oleh karena itu, panduan menanam dan memupuk tanaman pare merasa butuh sebagai pendampingnya.



Pare
Akan tetapi, sebelum beranjak membaca panduan menanam dan memupuk pare, perlu sekilas mengenal dengan tanaman pare. Tanaman yang dalam bahasa ilmiah disebut dengan Momordica charantia L ini, ternyata memiliki banyak sebuatan nama di berbagai provinsi di Indonesia. 

Seperti dikutip dalam wikpedia.org, ” “Peria memiliki banyak nama lokal, di daerah Jawa disebut sebagai paria, pare, pare pahit, pepareh. Di Sumatera, peria dikenal dengan nama prieu, fori, pepare, kambeh, paria. Orang NusaTenggara menyebutnya paya, truwuk, paitap, paliak, pariak, pania, dan pepule, sedangkan di Sulawesi, orang menyebutnya dengan poya, pudu, pentu, paria belenggede, serta palia.”

Dan mungkin banyak sebutan lainnya terhadap tanaman yang buahnya pahit ini atau famili dari cucurbitaceae di provinsi-provinsi lain. Yah, yang jelas, seperti itulah terdapat aneka penyebutan untuk tanaman pare. 

Semua itu merupakan kekayaan budaya/bahasa di negeri kita yang patut dihargai. Tetapi, dalam postingan ini, untuk selanjutnya kita sebut saja dengan buah pare atau tanaman pare agar tidak menjadi pusing dalam memahaminya.

Pare merupakan tanaman yang buahnya banyak diminati masyarakat terutama untuk dijadikan sebagai sayuran. Meski rasanya pahit, jika pintar mengolahnya, buah pare menjadi sayuran spesial yang bikin ketagihan.

Buah yang berkerut dan berbintil-bintil ini memiliki sejumlah kandungan nutrisi seperti protein, lemak, karbohidrat, mineral dan juga vitamin di dalamnya. Makanya, tidak mengherankan, jika buah pare sangat bermanfaat untuk dikonsumsi. 

Bahkan, buah pare yang berwarna hijau dan terasa pahit ini sangat mujarab untuk mengatasi berbagai masalah kesehatan sepertti diabetes, tekanan darah dan lain-lain.
Varietas/jenis
Untuk sekadar diketahui bahwa terdapat beberapa bentuk dari buah pare, diantaranya ada yang berbentuk panjang dengan warna hijau muda sampai agak keputihan dan ada juga yang bentuknya besar, tetapi pendek. Buah pare yang bentuknya pendek ini sering dikenal dengan pare katak atau kodok atau pare ayam yang buahnya betul-betul hijau.
Ada berbagai varietas/jenis dari pare, mulai dari varietas lokal sampai varietas yang diimpor dari luar negeri. Masyarakat paling menyukai varietas pare gajih atau sering disebut dengan pare mentega atau pare putih. Mengapa? Karena pare yang berasal dari india ini ukuran buahnya besar dan panjang. Panjangnya bisa mencapai ½ meter, namun rata-rata +/- 30 cm. Sedangkan beratnya, ada yang 2 buah/kg dan ada juga yang 5 buah/kg. Ukurannya sangat bervariasi, tergantung teknik budidayanya.
Pembibitan
Sekadar catatan, dalam 1 hektar butuh benih pare sebanyak +/- 15.000 benih. Kebutuhan benih juga sangat tergantung pada jarak tanam dan jumlah benih per lubang.

Dalam menanam pare sebenarnya tidak perlu harus pembibitan melalui penyemaian. Sebab, benih pare dapat ditanam langsung pada bedengan lahan yang sudah dipersiapkan. Tapi, penanaman langsung dari benih bisa dilakukan jika kondisi tanam jatuh pada musim hujan.

Akan tetapi, jika musim kemarau atau pertimbangan lainnya seperti dimakan semut benihnya, maka bibit pare harus melalui proses penyemaian dulu. Caranya cukup mudah, begini :
  • Siapkan dulu polibag kecil atau bisa juga gelas air mineral bekas. Atau wadah semainya dapat dibeli berupa tray dengan ukuran 5 cm.
  • Isi media semai/polibag dengan campuran tanah dan pupuk kandang. Perbandingan tanah dan pupuk kandang 2:1 (2 bagian tanah + 1 bagian pupuk kandang). Sebaiknya, gunakan pupuk kompos kalau ada.
  • Ambil benih pare sesuai jumlah yang dibutuhkan, rendam dalam air hangat kira-kira 3-6 jam.
  • Pisahkan benih yang tenggelam dengan yang mengambang/terapung. Ambil yang tenggelam saja karena bernas untuk tumbuh.
  • Masukkan benih ke dalam media semai sedalam 1 cm tepat di tengah-tengah polibag. Tutup dengan tanah halus di atasnya. Jangan lupa disiram.
  • Tempatkan semaian benih itu pada tempat yang ada naungannya.
  • Benih pare berkecambah dalam waktu 4-7 hari. Jika bibit pare sudah tumbuh dan memiliki daun sebanyak 4-5 helai, bibit pare siap dipindahkan ke lahan tanam.

Pengolahan tanah
Tanah yang baik untuk pertumbuhan tanaman pare adalah tanah yang gembur dan berdrainase baik. Untuk itu, tanah perlu diolah/dicangkul terlebih dahulu dengan kedalaman 20-30 cm. Kemudian dibentuk bedengan-bedengan dengan lebar 1,5 m dan jarak antar bedengan 60-75 cm. Ketinggian bedengan sekitar 30 cm.

Bersamaan dengan penyiapan lahan tanam, ditabur juga dengan pupuk kandang. Pupuk kandang dicampur dengan tanah dan diratakan. Kebutuhan pupuk kandang 10-20 ton/hektar. Jumlah tersebut sangat tergantung kesuburan tanah. Semakin keras struktur tanah, kebutuhan pupuk kandang semakin banyak.

Aplikasi pupuk kandang bisa juga dengan cara menempatkan langsung pada lubang tanam. Pupuk kandang diberikan sebanyak 1-2 kg/lubang tanam. Pupuk organik tersebut (pupuk kandang) harus sudah diberikan 2 minggu sebelum tanam.

Untuk menunjang produktivitas tanah, perlu juga diberikan pupuk anorganik. Pupuk organik bisa pupuk majemuk dan bisa juga pupuk tunggal. Biasanya biar lebih praktis menggunakan NPK sebanyak 15 gram per lubang tanam (diaduk dengan tanah). Pupuk NPK sudah diberikan 1 minggu sebelum tanam.

Penanaman
Seperti ana infokan di atas tadi, penanaman bisa langsung menempatkan benih ke dalam lubang tanam sebanyak 1-2 benih per lubang. Namun, jika bibit hasil semaian, penanaman dengan cara mengeluarkan bibit secara hati-hati dari wadah semai, lalu ditempatkan dalam lubang tanam. Tutup dengan tanah hingga menutupi pangkal bibit. Siram dengan air secukupnya.

Penanaman pare harus diatur jarak tanamnya. Jarak tanam disesuaikan dengan lebar bedengan yang dibuat. Memang jarak tanam akan berpengaruh pada tinggi rendahnya produksi buah pare nantinya. Sesuai dengan lebar bedengan yaitu 1,5 m, maka jarak tanam dibuat 1 m x 1 m (dalam barisan x antar barisan).

Pemasangan lanjaran dan para-para

Karena tanaman pare tumbuhnya merambat, maka pada umur bibit pare sudah 15 hari (15 HST) perlu adanya lanjaran tempat ia merambat. Rambatannya bisa mencapai sampai 4 meter. Namun, tinggi lanjaran cukup +/- 2 meter saja. Di atasnya dibuat para-para tempat merambat cabang-cabangnya dan bergantung buah pare.

Panduan Lengkap dan Mudah Menanam dan Memupuk Tanaman Pare bagi Pemula
Ilustrasi Lanjaran dan para-para tanaman pare. Gambar : Dokpri

Lanjaran tanaman pare bisa menggunakan bambu, kayu atau bisa juga memakai besi. Pilihannya, mana yang terjangkau secara ekonomi dan mudah untuk didapatkannya. Tancapkan lanjaran secara kuat setiap 3-4 meter/lanjaran. Kemudian pasang juga lanjaran pada setiap tanaman pare sebagai “tangga” naik/merambat. Untuk ini, bisa digunakan tali nilon saja. Tali nilon dibuat simpul-simpulnya agar pegangan sulur-sulurnya tidak jatuh.

Pemupukan susulan
Mulai umur 3 minggu setelah tanam, tanaman pare sudah perlu dipupuk lagi. Untuk pupuk susulan ini, berikan NPK sebanyak 5 gram per tanaman. Cara aplikasinya, tempatkan pupuk NPK dengan cara ditugal di sebelah tanaman. Jaraknya 5-10 cm dari batangnya. Atau bisa juga dibenamkan pupuk secara melingkar di sekeliling tanaman.

Kedalaman pemupukan 5 – 10 cm. Setelah diberikan pupuk, jangan lupa ditutup kembali dengan tanah. Hati-hati, jangan sampai terkena pupuk pada batang atau daun tanaman. Pupuk susulan ditambahkan setiap 2 minggu sekali dengan dosis yang sama sampai tanaman pare berumur +/- 4 bulan.

Penyiraman
Jangan biarkan tanaman pare Anda “kehausan.” Pare sangat tidak tahan dengan kekurangan air. Oleh karena itu, lakukan penyiraman setiap hari atau sesuaikan dengan kondisi cuaca. Jika musim hujan, Anda dapat beristirahat sebentar karena hujan membantu kelembaban atau ketersediaan air media tumbuh pare.

Penyiangan, Pembumbunan dan Penyulaman
Penyiangan harus dilakukan jika ingin pertumbuhan dan produksi buah pare tinggi. Bersihkan dari rumput atau gulma yang mengganggu tanaman pare. Namun, jika menggunakan mulsa penutup media tanam, tugas penyiangan tidak diperlukan karena memang tidak ada tumbuhan pengganggu yang tumbuh.


Baca juga ini :

Bersamaan dengan kegiatan penyiangan, dilakukan juga pembumbunan. Cara melakukan pembumbunan adalah dengan cara menaikkan/menimbun tanah di sekitar pangkal tanaman pare. 

Dengan pembumbunan, maka akar-akar tanaman pare tidak mudah kering karena sudah tertimbun dengan tanah dan juga memperlancar aerasi karena tanah gembur di sekitarnya. Bahkan, pembumbunan dapat memperbanyak tumbuhnya akar tanaman pare sehingga penyerapan hara lebih optimal.

Jika ada bibit tanaman pare yang mati, lubang kosong, atau berpenyakit, maka segera lakukan penyulaman dengan bibit pare yang masih ada dipersemaian atau polibag. 

Pemangkasan
Cabang-cabang yang tidak produktif perlu dipangkas. Biasanya, pemangkasan sudah perlu dilakukan memasuki umur tanaman 1 bulanan. Pemangkasan ini bertujuan agar suplai nutrisi tidak menjadi sia-sia. 

Dengan pemangkasan, sinar matahari dapat menyebar rata ke seluruh bagian tanaman pare. Dengan bagusnya cahaya yang diterima, proses fotosintesis pun berjalan lancar.

Pengendalian hama dan penyakit
Serangga yang paling mengganggu pada tanaman pare adalah lalat buah. Makanya, sejak buah pare masih kecil sudah harus dibungkus dengan kertas atau daun pisang yang kering.

Di samping lalat, ada ulat dan organisme pengganggu tumbuhan (OPT) lainnya. Karena itu, untuk pengendalian hama dan penyakit, usahakan lahan selalu bersih dari rumput-rumpu ataupun semak belukar lainnya yang menjadi sarang persembunyian awal hama. 

Di samping itu, kalaupun ingin mengendalikan hama, gunakan pestisida organik agar aman dari sisi kesehatan Anda, yang mengosumsi buah pare, dan aman pula lingungan dari pencemaran r-4-cun kimia.

Panen dan pascapanen
Setelah sekian lama Anda merawat tanaman pare, kira-kira pada umur 2-3 bulan sejak mulai pembungaan sudah dapat dipanen. 

Ciri-ciri buah pare sudah dapat dipanen adalah sudah besar dan panjangnya mencapai 20-30 cm, mengilap, segar, serta keriput-keriputnya masih rapat. Ciri-ciri ini biasanya untuk buah pare yang peruntukannya untuk konsumsi.

Pascapanen, buah pare perlu sortasi terlebih dahulu dengan cara memilah dan memilih mana yang bagus dan mana yang busuk atau cacat. Setelah itu, segera dipasarkan. Perlu diingat, buah pare tidak tahan disimpan terlalu lama. 

Demikian panduan menanam dan memupuk tanaman pare. Artikel yang singkat ini semoga berguna untuk Anda yang membutuhkan pengetahuan budidaya tanaman pare dengan benar. Salam sukses, ya

No comments:

Post a Comment