Tuesday, August 21, 2018

Membuat Pupuk Kandang dengan Cara Konvensional dan Bioaktivator



Membuat Pupuk Kandang -- Banyak yang belum tepat memahami mana yang dikatakan pupuk kandang, kotoran ternak, dan kompos.  Bahkan, ada juga yang asal melihat kotoran ternak langsung saja menyebutnya pupuk kandang (pukan). Padahal, ketiga bahan tersebut jelas sangat berbeda baik dari bentuknya maupun kualitasnya. Perbedaan itu bisa jadi disebabkan oleh proses pembentukannya atau cara pembuatannya baik pupuk kandang maupun pupuk kompos

Membuat Pupuk Kandang dengan Cara Konvensional dan Bioaktivator

Membedakan kotoran ternak, pupuk kandang, dan kompos

Kotoran ternak
Mari kita simak sekilas perbedaan arti pupuk dan kotoran ternak. Tujuannya agar lebih membekas dalam ingatan dan cerdas dalam melakukan pemupukan tanaman. Jangan sampai maksud baik hendak memberi nutrisi tanaman, yang terjadi justeru tanaman terganggu pertumbuhannya.

Kotoran ternak sering juga disebut pupuk kandang segar. Jadi, kotoran ternak merupakan hasil dari pencernaan makanan yang kemudian dikeluarkan dalam bentuk limbah padat (feces) dan cair (urine). Bahkan, ada limbah kotoran ternak bercampur dengan sekam padi, sebuk gergaji, atau jerami sebagai alas tidurnya (bedding). 

Kotoran ternak masih tinggi bahan organiknya (C/N) sehingga tidak baik digunakan sebagai pupuk tanaman. Dalam kondisi tersebut, kotoran ternak belum terjadi proses penguraian dan sedikit sekali unsur hara (nutrients) yang dikandungnya.

Menurut  Sutanto, R (2002) menyebutkan, "Penggunaan pupuk kandang segar secara langsung ke tanaman selalu tidak menguntungkan dan menimbulkan masalah karena kandungan gulma, organisme penyebab penyakit, dan senyawa toksik yang kemungkinan dikandung ekskresi. Penggunaan pupuk kandang segar kemungkinan besar timbul panas selama proses dekomposisi dan juga tanaman kekurangan unsur tertentu."

Pupuk kandang
Kalau begitu pupuk kandang yang bagaimana? Kita lihat definisinya terlebih dahulu. Pupuk kandang adalah bahan yang berasal dari kotoran ternak sudah mengalami dekomposisi/pembusukan dalam waktu relatif lama dan sudah mengandung sejumlah unsur hara yang dapat dimanfaatkan oleh tanaman apabila diaplikasikan ke lahan.

Dalam wikipedia.org disebutkan bahwa pupuk kandang ialah olahan kotoran hewan, biasanya ternak, yang diberikan pada lahan pertanian untuk memperbaiki kesuburan dan struktur tanah. Pupuk kandang adalah pupuk organik, sebagaimana kompos dan pupuk hijau.

Pupuk Kompos
Pupuk kompos, sering juga diucapkan orang dengan kompos saja, adalah salah satu pupuk organik. Jadi, kompos adalah bahan yang mengandung unsur hara dan bahan organik yang merupakan hasil penguraian/pembusukan sisa-sisa tanaman, hewan atau campuran keduanya oleh mikroorganisme pengurai pada kondisi tertentu. 

Boleh jadi campuran sisa tanaman dan kotoran ternak disebut pupuk kompos. Dengan perkembangan teknologi, kompos dapat dipercepat prosesnya (pengomposan) dengan bantuan bioaktivator (mikroorganisme).

Banyak sekali definisi dari kompos. Misalnya, Novizan (2007) menyebutkan bahwa kompos adalah hasil pembusukan sisa-sisa tanaman yang disebabkan oleh aktifitas mikroorganisme pengurai.

Kalau demikian ceritanya, lalu bahan apa saja yang dapat dikomposkan? Bahan yang berasal dari berbagai sumber yang dapat dikomposkan,  ialah :
  • Limbah ternak dan manusia : Limbah padat dan cair, limbah rumah tangga, limbah pemotongan hewan, limbah peternakan ayam dan babi.
  • Limbah pertananam, limbah kayu dan gulma air, limbah padi (jerami dan sekam padi), gulma air, kulit kacang tanah, dll.
  • Pupuk hijau : legum, tanaman penutup tanah, rumput
  • Sampah kota dan pemukiman : limbah padat, limbah cair, limbah biogas.
  • Limbah agro-industri : sari kering, ampas tebu, bumbu masak (MSG), blotong, limbah pengolahan kayu dan kertas, serbuk gergaji, kelapa sawit.
  • Limbah hasil laut : rumput laut, pakan ikan (Sutanto, R., 2002)

Dengan demikian, sudah jelas sekali bahwa kotoran ternak bukanlah pupuk kandang. Tetapi, pupuk kandang sudah pasti berasal dari kotoran ternak. Perbedaan nyata terdapat pada belum atau sudah diuraikan oleh mikroba. Kalau sudah terjadi penguraian, itulah pupuk kandang. Ini berarti sudah mengandung sejumlah unsur hara yang bermanfaat untuk tanaman. Kalau belum terurai dan masih segar, itulah kotoran ternak yang dapat mengganggu tanaman jika diberikan langsung.

Sementara kompos lebih kepada penekanan bahan bakunya (raw material) berupa sisa-sisa tanaman. Seperti ditulis oleh Sigit, P & Marsono (2005), “Istilah kompos lazim digunakan untuk pupuk organik yang berasal dari daun atau bagian tanaman lainnya.....”

Membuat Pupuk Kandang

Bagaimana cara membuat pupuk kandang? Secara umum, ada dua cara dalam membuat pupuk organik itu. Pertama, cara membuat pupuk kandang secara tradisional atau konvensional. Dan yang kedua, cara membuat pupuk kandang secara ala masa kini yang dikenal dengan pupuk kompos yang diproses dengan sentuhan mikroorganisme (bioaktivator). Baiklah, kini akan kita ulas satu persatu cara membuat pupuk kandang.

CARA MEMBUAT PUPUK KANDANG KONVENSIONAL

Pembuatan pupuk kandang secara konvensional adalah membuat pupuk kandang dengan proses yang sangat alami. Dengan kata lain, manusia tidak banyak terlibat di dalamnya. Hanya saja perlu mengumpulkan dan membuat tempat berlangsungnya proses penguraian.

Sejak dulu kala, petani kita sudah terbiasa melakukannya secara tradisional. Biasanya petani mengumpulkan kotoran ternak dalam lubang tanah atau gorong-gorong di dekat kandang. Sayangnya, kadang-kadang terkena hujan dan genangan air sehingga kualitas pupuk kandang rendah.

Tidak gampang untuk memperoleh pupuk kandang yang matang. Kenapa? Sebab, pupuk kandang yang murni dari kotoran ternak memerlukan waktu yang relatif lama untuk proses dekomposisi, minimal 90 hari (3 bulan). Namun, jika memiliki hewan ternak sendiri, minimal 1 ekor saja dan mau menunggu prosesnya, sudah merupakan modal untuk memperoleh pupuk kandang matang dari hasil olahan sendiri.

Yuk kita mulai membuat pupuk kandang. begini caranya :

Bahan
  • Kotoran ternak (umumnya sapi)
1 ekor sapi bisa menghasilkan limbah berupa kotoran padat (feces) yang bercampur dengan air kencing (urine)  kira-kira 10 – 15 kg per hari (tergantung berat ternak, umumnya 10% dari berat ternak). Ambil saja rata-rata kotoran ternak 12,5 kg/hari. Maka jika setiap hari dikumpulkan, hasilnya lumayan sebesar 4,1 ton kotoran sapi per tahun. Sudah cukup untuk lahan sendiri? Lebih bisa dijual, ‘kan?

Alat-alat
  • Peralatan yang diperlukan seperti biasa sebagaimana peralatan untuk membersihkan kandang sapi, yaitu cangkul dan skop.
  • Palu, papan dan paku untuk membuat wadah berupa kotak dengan ukuran tergantung jumlah pupuk yang akan dibuat. Jika membuat 1 ton, ukurannya lebih kurang 1 m x 1 m x 2 m.


Lokasi dan tempat :
  • Lokasi membuat pupuk kandang di sekitar kandang ternak atau jauh dengan tempat tinggal agar tidak membawa dampak negatif dari bau kotoran ternak
  • Tempatnya harus teduh atau ada naungan sehingga tidak terkena hujan ataupun sinar matahari langsung. Jika memungkinkan, sebaiknya dibuat atap dengan ukuran sesuai dengan jumlah pupuk yang akan dibuat.
Membuat Pupuk Kandang dengan Cara Konvensional dan Bioaktivator
Ilustrasi Bak Olahan Kotoran Ternak. Gambar : Dokpri

Langkah-langkah membuat pupuk kandang
  1. Buat terlebih dahulu kotak penampungan beserta tempat yang beratap. Dengan adanya atap, maka tidak dibasahi dengan hujan yang dapat menyebabkan tercucinya hara dalam pupuk kandang. Demikian juga dengan kotak, dinding harus dibuat rapat. Dasarnya dari kotak tidak perlu dialasi kayu, cukup beralaskan tanah saja.
  2. Kumpulkan kotoran ternak yang bercampur dengan urin dan alasnya (sekam atau jerami). Pengumpulannya bisa berasal dari ternak sendiri atau diperoleh dari orang lain sebanyak yang diinginkan, bisa 1 ton, 2 ton atau lebih.
  3. Masukkan kotoran ternak ke dalam kotak yang telah disiapkan
  4. Tutup dengan lapisan tanah di atasnya dengan ketebalan 20 – 30 cm
  5. Biarkan kotoran ternak itu membusuk/terurai secara alami selama 3 – 6 bulan. Setelah melewati waktu tersebut kotoran ternak sudah berubah menjadi pupuk kandang yang siap digunakan. Ciri-ciri pupuk kandang yang matang dapat dibaca pada artikel ini


Tip : Untuk memudahkan dalam aplikasi ke lahan, sebaiknya pupuk kandang dihaluskan terlebih dahulu sesuai dengan ukuran yang dikehendaki.

CARA MEMBUAT KOMPOS DENGAN AKTIVATOR STARDEC

Kotoran ternak yang dikomposkan dengan mikroorganisme pengurai atau bioaktivator dinamakan dengan kompos atau pupuk kompos. Sebab, dalam pembuatannya terdapat bahan sisa tanaman dan kotoran ternak dan dipercepat pengomposannya dengan mikroba. Dalam waktu kurang lebih 1 bulan, pupuk kompos siap digunakan. Ada beberapa aktivator dari mikroba, yaitu EM4, Orgadec, Stardec, dan lainnya.

Okay, bagaimana cara membuat pupuk kompos dengan Stardec? Begini, mengutip tulisan Simamora, S & Salundik (2006) menjelaskan bahwa pembuatan kompos menggunakan Stardec membutuhkan empat bak penampungan yang setiap bak bisa menampung bahan baku kompos sebanyak 1.000 kg atau 1 ton. Buat naungan dengan ketinggian 2 meter dari lantai agar semua bak terlindung dari hujan dan sinar matahari langsung. Bahan kompos dibalik seminggu sekali dengan cara memindahkannya ke bak berikutnya. Bak yang pertama langsung diisi kembali dengan bahan yang dikomposkan, begitu seterusnya. Secara lengkapnya, membuat kompos dengan aktivator Stardec sebagai berikut :

Bahan :

  • Kotoran ternak 1.000 kg
  • Stardec 2,5 kg (0,25% dari bahan). Bisa dibeli di toko pertanian atau toko-toko online
  • Abu gosok 100 kg (10%)
  • Kalsit 20 kg (Kapur pertanian 2%)
 
Membuat Pupuk Kandang dengan Cara Konvensional dan Bioaktivator
Ilustrasi bak kompos. Gambar : Dokpri



Teknik Pembuatan
  1. Campurkan kotoran ternak dengan Stardec, aduk rata, lalu masukkan ke dalam bak pertama. Diamkan bahan campuran tersebut selama satu minggu
  2. Balik bahan kompos dengan cara memindahkannya ke bak kedua (bagian atas jadi ada di bawah) sambil dicampur dengan abu organik dan kalsit, diamkan selama satu minggu. Bak pertama yang sudah kosong diisi dengan bahan kompos yang baru.
  3. Satu minggu kemudian,  balik kompos yang ada di bak kedua dengan cara memindahkan ke bak ketiga. Bak kedua diisi dengan kompos bak pertama. Diamkan lagi selama 1 minggu.
  4. Setelah didiamkan 1 minggu, kompos yang ada di bak ketiga dibalik dengan cara memindahkan ke bak keempat. Bak ketiga diisi dengan kompos bak kedua dan diamkan selama 1 minggu lagi
  5. Setelah 1 minggu didiamkan dalam bak keempat, maka kompos yang ada dalam bak keempat sudah terdekomposisi sempurna (kompos sudah matang) dan siap digunakan. 
  6. Kompos yang sudah matang bisa dihaluskan, lalu diayak dan dikemas.
Jadi, dengan teknik ini, kompos sudah jadi dalam waktu 4 minggu atau 1 bulan. Jika ingin memproduksi kompos secara terus-menerus atau secara kontinyu, prosesnya sama, yaitu balikkan kompos ini setiap minggu dengan cara memindahkannya ke bak penampungan berikutnya sampai akhirnya kompos ini matang setelah tiga minggu atau tepatnya pada minggu keempat.

Intinya dalam proses yang kontinyu, Bak I yang sudah kosong langsung diisi kembali dengan kotoran ternak. Kompos yang sudah matang dalam bak IV segera dihaluskan, diayak dan dikemas. Demikian  seterusnya. Untuk ilustrasi dapat dilihat pada Gambar di atas.

Baca juga ini :

Bagaimana mudah, bukan? Itulah secuil informasi tentang cara membuat pupuk kandang secara konvensional dan menggunakan bioaktivator. Oh ya, mau tau ciri pupuk kompos yang sudah matang dapat dibaca pada artikel ini. Demikian, Semoga bermanfaat dan sukses selalu setiap gerak langkah dalam menggapai impian di masa yang akan datang yang cemerlang.

    No comments:

    Post a Comment